HELMAND (Arrahmah.id) – Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dalam sebuah rapat dewan pemerintah menginstruksikan para pejabat Iran untuk secara serius mengejar masalah perjanjian air Helmand.
Raisi memerintahkan kementerian luar negeri dan kementerian energi untuk mengejar masalah ini, lansir Tolo News (16/5/2023).
Hal ini terjadi ketika duta besar Iran untuk Afghanistan, Hassan Kazemi Qomi, dalam sebuah wawancara dengan Organisasi Jaringan Media Iran, mengatakan bahwa ia berharap masalah perjanjian air Helmand akan diselesaikan pada tahun ini.
“Jumlah air yang datang dari Afghanistan ke tanah kami tidak lebih dari 27 juta meter kubik, ada perbedaan besar antara jumlah yang dinyatakan dalam perjanjian air dan apa yang terjadi,” katanya.
Juru bicara Kementerian Energi Imarah Islam Afghanistan, Matiullah Abid, mengatakan bahwa Afghanistan berkomitmen pada perjanjian air Helmand.
“Kami telah mengalokasikan air ke Iran berdasarkan perjanjian air Helmand 1351, dan kami berkomitmen untuk perjanjian tersebut di masa depan,” kata Abid.
Namun, beberapa analis mengatakan bahwa Iran berusaha untuk mengambil lebih banyak air daripada yang disepakati dalam perjanjian air.
“Jika air sungai Helmand mendekati 6 miliar meter kubik (per tahun), maka Iran berhak mendapatkan 820 juta meter kubik. Namun jika itu bukan tahun yang normal, atau terjadi kekeringan, maka air disediakan berdasarkan jumlah tersebut,” ujar Mohammad Asim Mayar, seorang pengamat.
Menurut perjanjian tahun 1973, Afghanistan berkomitmen untuk berbagi air dari Sungai Helmand dengan Iran dengan kecepatan 26 meter kubik air per detik, atau 850 juta meter kubik per tahun. (haninmazaya/arrahmah.id)