TEHERAN (Arrahmah.id) – Di tengah ketegangan antara Kabul dan Teheran mengenai pasokan air Sungai Helmand, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan bahwa para ahli Iran sedang meneliti pasokan air Sistan dan Baluchistan dari Afghanistan.
Berbicara dalam sebuah konferensi pers, Raisi mengatakan bahwa negaranya memiliki hubungan yang baik dengan semua negara tetangganya dan terikat oleh Perjanjian Air Sungai Helmand.
“Negosiasi ini menghasilkan pengiriman kelompok ahli kami, dan mereka (Imarah Islam Afghanistan/IIA) menerima kelompok ahli tersebut untuk memeriksa dan melihat apakah airnya cukup bagi kami untuk memenuhi kebutuhan air di Sistan dan Baluchistan, yang sedang ditindaklanjuti dan diselidiki,” tambah Raisi, seperti dilansir Tolo News (29/8/2023).
Sementara itu, Ali Salajegheh, Wakil Presiden Iran dan kepala Departemen Lingkungan Hidup Iran, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa pihak berwenang Imarah Islam setuju untuk membayar hak air negara itu dari Sungai Helmand jika kondisinya sesuai dengan curah hujan, dan, menurut Salajegheh, Afghanistan juga tidak memiliki kondisi air yang baik.
Namun, Imarah Islam mengatakan bahwa perubahan iklim adalah penyebab kekeringan yang terjadi di negara ini dan menegaskan bahwa mereka sama-sama berkomitmen pada ketentuan pakta 1973 antara kedua negara.
“Perubahan iklim dan kekeringan yang terus menerus terjadi telah menyebabkan masalah kekurangan air. Imarah Islam memberikan hak air sesuai dengan perjanjian tahun 1973,” kata Bilal Karimi, wakil juru bicara Imarah Islam.
“Jika Iran selalu menyalahkan Afghanistan, saya rasa itu bukan kesalahan Afghanistan karena kami tidak menganggap perlu untuk mengirim banyak air ke negara lain sampai negara tersebut menyelesaikan kebutuhan airnya,” ujar Shaker Yaqoubi, seorang ekonom.
Sebelumnya, sebuah delegasi ahli Iran melakukan perjalanan ke Afghanistan dan mengunjungi meteran air Dehravud.
Menurut perjanjian tahun 1973, Afghanistan berkomitmen untuk berbagi air dari Sungai Helmand dengan Iran dengan kecepatan 26 meter kubik air per detik, atau 850 juta meter kubik per tahun. (haninmazaya/arrahmah.id)