BRUFUT (Arrahmah.com) – Gambia sekarang adalah sebuah negara Islam, demikian pernyataan presiden negara Afrika bagian barat itu.
Presiden Gambia, Yahya Jammeh, membuat deklarasi itu di kota Brufut, yang merupakan kota pesisir di Gambia, pada Kamis (10/12/2015).
“Takdir Gambia berada di tangan Allah SWT. Karena sejak hari ini, Gambia adalah negara Islam. Kami akan menjadi negara Islam yang akan menghormati hak-hak warga negara,” kata Jammeh seperti yang dikutip dalam pernyataan resmi yang dirilis di situs kantornya, pada Sabtu (12/12/2015), sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.
Gambia menjadi republik yang merdeka pada tahun 1970. Sejak itu Gambia telah memiliki dua presiden, dimana Jammeh menjadi presiden sejak tahun 1994.
Menurut angka resmi Gambia, Muslim membentuk 90 persen dari 1,5 juta populasi negara itu.
Selain Gambia, Mauritania adalah negara lain di Afrika yang dikenal secara resmi sebagai Republik Islam.
“Sebagaimana Muslim mayoritas di negeri ini, Gambia tidak mampu untuk melanjutkan warisan kolonial,” katanya lagi, lansir Reuters, Sabtu (12/12/2015).
Presiden Jammeh mengatakan bahwa warga Gambia dari komunitas agama lain masih bisa beradaptasi.
Jammeh mendapatkan reputasi di negaranya setelah berkuasa selama 21 tahun. Dia membuat gebrakan pada tahun 2013 dengan menyatakan Gambia keluar dari Negara Persemakmuran yang dia sebut sebagai neo-kolonial.
Pada tahun 2007, dia pernah mengklaim telah menemukan obat herbal untuk AIDS. Meskipun hubungan komersial dengan Inggris dan negara-negara Eropa lain masih kuat, hubungan Gambia dengan Barat secara politik telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir.
(ameera/arrahmah.com)