MANILA (Arrahmah.com) – Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan bahwa ia ingin melepaskan diri dari AS dan beralih ke Cina dan Rusia.
“Di tempat ini, saya mengumumkan pemisahan saya dari AS,” kata Duterte di Beijing, Kamis (20/10/2016), setelah bertemu Presiden China Xi Jinping.
Pengumuman itu disampaikan di hadapan para pemimpin bisnis Filipina dan Cina.
Pemimpin berusia 71 tahun itu telah berulang kali mempertanyakan aliansi negaranya dengan AS sambil mengungkapkan keuntungan ekonomi dari hubungan yang bersahabat dengan Beijing.
Sebelumnya, Cina mengumumkan dimulainya kembali pembicaraan bilateral di wilayah yang disengketakan di Laut Cina Selatan, sebuah isu yang sebelumnya mendorong Filipina lebih dekat ke Amerika.
Wakil Menteri Luar Negeri Cina Liu Zhenmin mengatakan kepada wartawan bahwa kedua pemimpin itu sepakat untuk kembali ke “jalur dialog” terkait Laut Cina Selatan dalam sebuah “tahap baru kerjasama maritim.”
“Cina telah menjadi teman Filipina dan akar ikatan kami sangat mendalam dan tidak mudah putus,” kata Duterte dalam pidato yang disampaikan di Balai Agung Rakyat setelah bertemu presiden Xi selama 30 menit.
“Bahkan saat kami tiba di Beijing dekat dengan musim dingin, tapi ini adalah musim semi hubungan kami,” katanya.
Sebelum pertemuannya dengan Xi, Duterte mengatakan kepada ratusan orang Filipina di Beijing bahwa “saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal” kepada Amerika Serikat.
(ameera/arrahmah.com)