ISTANBUL (Arrahmah.com) – Presiden Recep Tayyip Erdoğan pada Ahad (24/3/2019) mengumumkan kemungkinan untuk mengembalikan Hagia Sophia, yang telah digunakan sebagai museum sejak 1935 dan dianggap sebagai salah satu keajaiban dunia, menjadi sebuah masjid.
“Hal ini bukan sesuatu yang mustahil. Kami bahkan mungkin mengubah kembali namanya menjadi Masjid Ayasofya,” kata Erdogan saat wawancara langsung dengan penyiar Turki TGRT.
“Ini bukan rencana yang aneh,” katanya mengenai rencana untuk mengubah salah satu bangunan bersejarah di Turki tersebut kembali ke fungsi asalanya setelah setengah milenium berubah menjadi museum.
“Seperti yang Anda tahu, masjid diubah menjadi museum pada tahun 1935, sebagai refleksi dari mentalitas Partai Rakyat Republik (CHP). Kita mungkin juga mengambil langkah yang sama dan mengubah itu,” pungkasnya, menunjuk pada kebijakan ekstrim kaum sekuler dari partai CHP 1930-an, yang merupakan oposisi utama saat ini.
Hagia Sophia dibangun pada abad keenam ketika Kekaisaran Bizantium Kristen berkuasa. Kemudian pada tahun 1453 Hagia Sophia diubah menjadi sebuah masjid setelah Sultan Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel. Pada tahun 1935 ketika Turki menjadi Republik, yang dipimpin oleh pemerintahan partai tunggal sekuler dengan presiden pertamanya Mustafa Kemal Ataturk, Hagia Sophia kemudian diubah menjadi sebuah museum.
Tetapi ada diskusi tentang mengubahnya kembali ke masjid, dengan dukungan dari masyarakat yang menginginkan agar Hagia Sophia dikembalikan sebagai tempat beribadah.
Pada 2015, seorang ulama membacakan Al-Qur’an di dalam bangunan, yang menjadi salah satu situs Warisan Dunia UNESCO, untuk pertama kalinya dalam 85 tahun. Tahun berikutnya, otoritas agama Turki mulai menyiarkan bacaan Al-Qur’an selama bulan suci Ramadhan dan mengumandangkan adzan di dalam bangunan pada hari peringatan turunnya wahyu pertama Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad (SAW). (Rafa/arrahmah.com)