PRAHA (Arrahmah.com) – Presiden Republik Ceko, Milos Zeman, mengaitkan serangan teror yang terjadi baru-baru ini di Eropa dengan masuknya imigran yang melarikan diri dari situasi yang mengerikan di negara-negara yang dilanda perang seperti Suriah, Associated Press melaporkan pada Senin (26/12/2016).
Meskipun Zeman mengatakan ia tidak memiliki masalah untuk mengizinkan imigran dari negara-negara tetangga Eropa, namun ia menggarisbawahi penganut Islam yang “tidak kompatibel dengan nilai-nilai Barat” akan menciptakan potensi teror.
“Saat ini hampir tidak ada yang meragukan hubungan antara gelombang migrasi dan serangan teroris,” klaim Zeman kepada para pendukungnya selama pidato Natal terakhir. Oleh karena itu, ia mengatakan satu-satunya cara untuk menghindari serangan tersebut terjadi di Republik Ceko, yang memiliki populasi sekitar 10 juta orang, adalah dengan menolak untuk mengakui migran ke negara Eropa.
Zeman merujuk pada inisiatif Uni Eropa untuk mengurangi pengeluaran untuk migran yang telah dijatah jumlahnya oleh pemerintah Eropa ke negara-negara yang berbeda di seluruh benua.
Media banyak mengklaim bahwa pelaku serangan teroris di Eropa baru-baru ini berasal dari negara-negara mayoritas Muslim. Serangan terakhir terjadi pada 19 Desember lalu, ketika seorang pencari suaka dari Tunisia menabrakkan truk ke kerumunan pejalan kaki di Pasar Natal Berlin, menewaskan 12 orang dan melukai 20 lainnya. Setelahnya, pria berusia 24 tahun itu mampu menghindari perburuan polisi besar-besaran selama lima hari dan perjalanan 644 mil ke selatan Milan sebelum akhirnya ditembak dan dibunuh pada Jumat (23/12) oleh petugas interim Italia.
Tersangka, yang bernama Anis Amri, diizinkan untuk bebas berkeliaran di jalan-jalan Jerman meskipun penegak hukum Jerman telah menyadari masa pidananya, sampai-sampai dia ditempatkan di bawah pengawasan rahasia selama beberapa bulan sebelum serangan fatal itu terjadi.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan Berlin, Washington Post melaporkan pada Rabu (21/12). Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump menyebut insiden ini “serangan melawan kemanusiaan” dan bukti pernyataannya “100 persen benar” terkait hubungan antara tindakan teror baru-baru dan tingginya jumlah imigran Muslim, seperti dilansir Politico, Rabu (21/12).
Trump pun menyalahkan kebijakan imigrasi AS atas serangan di kampus Ohio State University pada bulan November di tangan seorang pengungsi Somalia. Sepanjang kampanye presiden, Trump menyerukan larangan bagi umat Islam untuk datang ke AS dan mengajukan pendataan Muslim.
“Apa yang terjadi sangat mengerikan,” kata Trump pada wartawan di klub Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida.
“Ini adalah serangan melawan kemanusiaan. Dan ini harus dihentikan,” lanjutnya sambil melupakan apa yang Amerika lakukan di negeri-negeri Muslim di Irak, Afghanistan, dan lainnya.
Setidaknya 1.011.700 migran memasuki Eropa melalui jalur laut pada tahun 2015, dan sekitar 34.900 melalui jalur darat, menurut laporan Organisasi Migrasi Internasional pada tanggal 31 Mei 2016. (althaf/arrahmah.com)