NAYPYIDAW (Arrahmah.com) – Presiden Burma Thein Sein telah memblokir pembukaan sebuah kantor Organiasi Kerja Sama Islam (OKI) di negaranya, di tengah-tengah protes besar-besaran para biksu Buddha yang menolak organisasi Muslim terbesar tersebut, semakin menunjukkan sikap diskriminatif dan rasisme mereka.
“Presiden tidak akan mengizinkan kantor OKI karena tidak sesuai dengan keinginan rakyat,” kata seorang pejabat dari kantor kepresidenan kepada AFP.
Keputusan ini menyusul demonstrasi besar-besaran para biksu Buddha yang menentang rencana organisasi Islam tersebut untuk membuka kantor penghubung di negara bagian Rakhine (Arakan), wilayah di mana kaum Muslimin mendapatkan kekejaman dari warga Buddhis setempat.
Padahal, pekan lalu OKI mengatakan bahwa pihaknya mendapat lampu hijau dari pemerintahan Burma untuk membuka kantor di sana.
OKI memutuskan membangun kantor tersebut setelah delegasi dari OKI mengunjungi Arakan pada bulan lalu, pasca serangan mematikan terhadap warga Mulsim Rohingya.
Tetapi warga Buddhis, diwakili para biksu mereka, menentang keras pembangunan kantor OKI dengan menggelar demonstrasi massa di jalan-jalan kota.
“Kami tidak bisa menerima kantor OKI di sini,” kata Oattamathara, seorang biksu yang memimpin demonstrasi massa di kota Mandalay.
“Tidak untuk kantor sementara dan tidak untuk kantor tetap.”
Ribuan biksu memenuhi jalanan kota pada hari Senin (15/10/2012) untuk mengecam rencana kantor OKI di negara mereka.
“OKI hanya untuk para Bengali (Muslim Rohingya -red), bukan untuk kami,” kata biksu Pyin Nyar Nanda pada saat unjuk rasa, dikutip Reuters.
Para biksu itu membawa poster-poster yang di antaranya bertuliskan “pergilah OKI” dan “Tidak ada OKI”. Mereka mengatakan bahwa mereka akan terus menggelar demonstrasi sampai pemerintah mengabulkan tuntutan mereka. (siraaj/arrahmah.com)