YANGON (Arrahmah.com) – Presiden baru Myanmar pada Selasa (17/4/2018) membebaskan lebih dari 8.500 tahanan dalam program amnesti yang diumumkan pada perayaan tahun baru tradisional Myanmar.
Program amnesti itu, yang dikabarkan melalui pernyataan dari kantor Presiden Win Myint, diberikan kepada 8.4990 warga Myanmar dan 51 warga negara asing.
Pernyataan presiden mengatakan program itu dilakukan dengan tujuan “perdamaian dan rekonsiliasi, dan untuk dukungan kemanusiaan”.
Amnesti itu juga diberikan kepada 36 orang yang terdaftar sebagai tahanan politik oleh Asosiasi Tahanan Politik (AAPP-Burma) yang berbasis di Thailand.
“Kami menyambut baik langkah ini. Permulaan yang bagus bagi presiden baru,” kata anggota AAPP Bo Kyi kepada Anadolu Agency.
Namun masih ada banyak tahanan politik dalam penjara, kata Bo Kyi, yang memperkirakan sekitar 200 aktivis politik masih ditahan atau menunggu persidangan di Myanmar.
“Kabinet sekarang dipimpin oleh mantan tahanan politik seperti Penasehat Negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint, jadi seharusnya tidak ada lagi tahanan politik di penjara,” kata Kyi.
Ribuan tahanan politik sudah dibebaskan dalam beberapa tahun terakhir sejak 2011, ketika junta militer memberikan kekuasaan kepada pemerintahan semi-sipil. (fath/arrahmah.com)