SANTIAGO (Arrahmah.com) — Kemenangan politisi kiri Gabriel Boric memenangkan pemilihan presiden Chili pada hari Ahad (19/12/2021) membangkitkan euforia besar di seluruh negeri, kecuali komunitas Yahudi di negara itu.
Kemenangan Boric yang berusia 35 tahun itu merupakan kebangkitan besar bagi sayap kiri progresif Chili yang telah meningkat sejak protes meluas mengguncang negara Andes itu dua tahun lalu.
Namun, hasil pemilu dipandang negatif oleh komunitas Yahudi Chili karena sikap anti-Zionis Boric yang blak-blakan.
Pada 2019, komunitas Yahudi Chili mengirimi Boric sebotol madu untuk Rosh Hashana. Kiriman itu lantas ditanggapi Boric di Twitter.
“Saya menghargai isyarat itu, tetapi mereka bisa meminta Israel untuk mengembalikan wilayah Palestina yang diduduki secara ilegal.,” katanya, lansir Middle East Eye (21/12/2021).
Boric sebelumnya telah mendukung rancangan undang-undang di Kongres Nasional Chili yang menyerukan boikot barang, jasa, dan produk dari Israel.
Selain itu, Boric menyebut Israel sebagai “negara pembunuh” dalam pertemuan dengan komunitas Yahudi selama kampanyenya.
Dia juga menandatangani pernyataan dukungan untuk perjuangan Palestina dalam pertemuan dengan presiden komunitas Chili yang beranggotakan 350 ribu orang Palestina.
Menurut beberapa dari 18 ribu orang Yahudi Chili, wacana anti-Israel yang kuat berasal dari kiri, yang mencakup komunitas vokal Palestina di negara itu, yang terbesar di luar Timur Tengah. (hanoum/arrahmah.com)