SURIAH (Arrahmah.id) — Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pasukan negaranya telah melakukan operasi penumpasa miilitan Islamic State (ISIS) di barat laut Suriah, Kamis (3/2/2022) pagi waktu setempat. Dalam operasi tersebut, pemimpin tertinggi ISIS Abu Ibrahim al Hashimi al Qurayshi tewas.
“Berkat keterampilan dan keberanian angkatan bersenjata kami, kami telah keluar dari medan perang Abu Ibrahim al Hashimi al Qurayshi, pemimpin ISIS,” kata Biden dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari USA Today (3/2/2022).
Biden mengungkapkan, semua tentara AS yang terlibat dalam operasi tersebut kembali dengan selamat. Biden mengatakan, ia akan menceritakan serangan itu kepada rakyat Amerika pada Kamis malam.
Selama ini pasukan AS bersama koalisi internasional menumpas ISIS yang berada di Irak dan Suriah. Irak telah memproklamirkan kemenangannya atas ISIS pada Juli 2017. Kemenangan itu diumumkan setelah pasukan Irak dan koalisi internasional AS berhasil memukul milisi ISIS di Mosul. Mosul merupakan benteng terbesar ISIS di Irak. Di kota itulah pemimpin ISIS Abu Bakar al Baghdadi mendeklarasikan kembali kekhilafahan pada 2014.
Pada Oktober 2019, mantan presiden AS Donald Trump mengumumkan kematian al Baghdadi. Dia tewas saat AS menggelar operasi militer di barat laut Suriah, tepatnya di Barisha. Menurut Trump, pasukan AS membunuh sejumlah besar milisi ISIS dalam serangan tersebut.
Trump mengatakan al Baghdadi terperangkap di sebuah terowongan buntu bersama tiga anaknya. Dia kemudian memutuskan meledakkan dirinya sendiri dengan bom rompi. Menurut Trump keberhasilan operasi di Barisha dapat tercapai berkat bantuan Rusia dan Irak. Dia mengucapkan terima kasih atas kerja sama kedua negara itu.
Kendati pemimpinnya telah tewasm militant ISIS masih tetap bergerilya di Suriah dan Irak. Pada Oktober tahun lalu, AS mengucapkan selamat kepada Irak atas keberhasilannya menangkap Sami Jasim Muhammad al Jauri. Dia adalah wakil pemimpin tertinggi IIS yang telah terbunuh, Abu Bakar al Baghdadi. (hanoum/arrahmah.id)