TEL AVIV (Arrahmah.id) — Sebuah rekaman video yang beredar di lini masa media sosial menunjukkan, Presiden Argentina, Javier Milei menyerukan pembangunan kembali Kuil Ketiga Yahudi. Pembangunan ini berkonsekuensi penghancuran terhadap Masjid Al-Aqsa.
Dilansir Jordan News (11/2/2024), sebelumnya Javier Milei menangis di Tembok Ratapan di kompleks Mesjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur, saat melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Israel.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan Javier Milei menangis sambil memeluk Rabbi Axel Wahnish, yang dikabarkan akan dia pilih menjadi duta besar Argentina untuk Israel.
Javier Milei juga mengumumkan niatnya memindahkan kedutaan besar Argentina di Israel dari saat ini berada di Tel Aviv ke Yerusalem.
Dia juga menyatakan dukungannya kepada Israel untuk memerangi kelompok perlawanan Palestina Hamas.
Dia beralasan bangsa Israel berhak membela diri dari serangan Hamas, organisasi yang secara terbuka dia labeli dengan diksi ‘teroris’.
“Saya di sini untuk menyampaikan dukungan saya kepada Israel terhadap teroris Hamas, dukungan saya kepada rakyat Israel yang mempunyai hak untuk membela diri,” kata Javier Milei.
“Jelas, rencana saya adalah memindahkan kedutaan ke Yerusalem barat,” kata dia.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan menyambut baik rencana Javier Milei tersebut, dan menyebut Milei sebagai ‘teman baik.’
“Kami menyambut baik kenyataan bahwa presiden telah menepati janjinya untuk memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem.” demikian bunyi pernyataan yang dirilis kantor Perdana Menteri Israel.
Menteri Keamanan Nasional Israel, Ben Gvir, di platform X, dalam cuitannya ia mengungkap kegembiraan atas rencana Presiden Argentina Javier Milei, yang akan memindahkan kedutaan ke Yerusalem.
Dengan usulan tersebut maka Argentina akan menjadi salah satu dari segelintir negara yang mempunyai misi diplomatik utamanya di Yerusalem, menyusul langkah sejumlah negara lainnya yang telah lebih dulu melakukan memindahkan kedutannya, diantaranya ada Amerika Serikat, Kosovo, Guatemala, Honduras, dan Papua Nugini. (hanoum/arrahmah.id)