KABUL (Arrahmah.com) – Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani pada Selasa (6/7/2021) menyalahkan Taliban atas pertumpahan darah dan kehancuran sementara mengesampingkan penyerahan kekuasaan kepada mujahidin.
Berbicara pada sesi Kabinet, Ghani mengatakan tidak ada “kesepakatan rahasia” atau penyerahan kekuasaan kepada Taliban yang sedang dipertimbangkan.
“Ketika AS mengumumkan rencanany untuk keluar, saya telah mengatakan bahwa Pakistan dan Taliban harus mengambil keputusan mereka. Mereka memilih untuk (melakukan) perang. … Sekarang, tanggung jawab dari semua kehancuran dan pertumpahan darah terletak di pundak dan pendukung mereka,” katanya, menambahkan bahwa bangsa Afghanistan sekarang akan melawan Taliban setelah pemberontak dan pendukungnya memilih perang daripada perdamaian.
Kabul telah lama menuduh Pakistan mendukung Taliban, tuduhan yang ditolak oleh Islamabad.
“Kami hidup dengan bermartabat, sekarang saatnya untuk memperlihatkan keberanian, tekad, dan kebanggaan,” kata Ghani dikutip dari kantor kepresidenan.
Sebelumnya, mengklaim untuk merebut kembali 14 distrik yang hilang dari Taliban, Hamdullah Mohib, penasihat keamanan nasional Afghanistan, mengatakan angkatan udara yang kewalahan setelah penarikan AS adalah alasan jatuhnya banyak distrik seperti itu dalam beberapa minggu terakhir.
Dia mengatakan pada konferensi pers di Kabul bahwa 14 distrik yang hilang telah direbut kembali dari Taliban dan sisa daerah yang hilang juga akan diambil kembali sebagai upaya untuk merampingkan dan mengkonsolidasikan Angkatan Udara Afghanistan untuk mendapatkan momentum. “Minggu depan, kami akan menerima tujuh helikopter militer lagi dari AS, yang akan semakin memperkuat angkatan udara kami,” lanjutnya.
Menurut Kementerian Pertahanan Afghanistan, 261 Taliban tewas dan 206 lainnya terluka dalam operasi kontra-terorisme dalam 24 jam terakhir.
Di pihak mereka, Taliban pada Selasa (6/7) menyatakan merebut lima distrik lagi di provinsi Nimroz, Badakhshan, Badghes, dan Baghlan.
Setelah penarikan AS, Taliban melakukan serangan besar-besaran secara nasional yang menguasai lebih dari 50 distrik ketika Pasukan Keamanan dan Pertahanan Afghanistan menyatakan mengklaim lebih dari 100 pemberontak dalam operasi “kontra-terorisme” setiap hari. (Althaf/arrahmah.com)