JAKARTA (Arrahmah.com) – Badan pencarian dan penyelamatan nasional (Basarnas) mengatakan pada Senin (29/10/2018) kemungkinan tidak ada yang selamat dari kecelakaan Lion Air yang jatuh ke laut di utara Pulau Jawa.
“Prediksi saya, sudah tidak ada yang selamat karena potongan tubuh saja sudah tidak utuh, apalagi dalam beberapa jam ini,” kata Bambang Suryo, Direktur Operasi dan Latihan Basarnas mengatakan kepada para wartawan dalam konferensi pers yang digelar di kantornya, Senin (29/10), lansir CNBC.
“Kami perlu menemukan reruntuhan utama,” ujar Bambang.
Pesawat yang melakukan perjalanan dari Jakarta ke Pangkal Pinang, kehilangan kontak pada pukul 6.33 pagi, 13 menit setelah lepas landas. Pesawat tengah terbang di ketinggian 1.113 meter di atas permukaan laut ketika hilang kontak dengan pengendali lalu lintas udara.
Pilot diminta untuk kembali ke pangkalan sesaat sebelum kehilangan kontak, ujar Yohanes Sirait, Manajer Humas AirNav Indonesia.
“Kontrol lalu lintas memungkinkan itu, namun kemudian kehilangan kontak,” Sirait mengatakan.
Puing-puing pesawat ditemukan di dekat tempat pesawat kehilangan kontak.
Sementara itu, seorang pejabat Kedutaan India di Jakarta mengatakan salah satu pilot pesawat nahas tersebut adalah warga India, Bhavye Suneja. Pejabat itu mengatakan tidak ada penumpang India dalam pesawat itu.
Kecelakaan tersebut adalah bencana penerbangan terburuk di Indonesia sejak AirAsia jatuh ke laut pada Desember 2014, menewaskan 162 penumpang.
Penyelam dikerahkan di lokasi reruntuhan, untuk menemukan korban. Upaya penyelaman dilakukan bersama dengan TNI AL, pencarian juga dilakukan dengan alat dari BPPT.
“Saya nyatakan operasi pencarian akan diteruskan dalam 24 jam. Saya prediksi dengan adanya operasi pencarian atas permukaan diperkirakan masih banyak korban dalam pesawat,” kata Bambang. (haninmazaya/arrahmah.com)