NEW DELHI (Arrahmah.id) — Yati Narsinghanand, kepala pendeta radikal dari kuil Hindu Dasna Devi di India, memicu kontroversi pada hari Ahad (3/4/2022) dalam sebuah Mahapanchayat Hindu (pertemuan Hindu) di New Delhi.
Dia mengatakan bahwa “50 persen orang Hindu akan pindah agama menjadi muslim” dalam waktu 20 tahun jika seorang muslim menjadi perdana menteri India. Dia juga mendesak umat Hindu untuk mengangkat senjata untuk memperjuangkan keberadaan mereka.
Dilansir OGN News (3/4), pemerintah Delhi sendiri belum memberikan izin untuk acara tersebut. Hal itu mengingat penyelenggaranya adalah Save India Foundation, sebuah kelompokyang sebelumnya mengadakan acara kontroversial serupa di Haridwar dan Jantar Mantar di ibu kota negara, di mana slogan genosida muslim digaungkan.
Menurut penyelidikan, tak kurang 200 orang berkumpul dalam acara itu, termasuk beberapa pemimpin Hindu radikal lainnya.
Sementara itu, beberapa wartawan yang datang untuk meliput acara tersebut menuduh bahwa mereka dipukuli oleh para penonton Hindu Mahapanchayat.
Sebelumnya, Narasinghanand pada bulan Desember tahun lalu berpartisipasi dalam konklaf keagamaan tiga hari di Haridwar bernama ‘Dharma Sansad’. Di sana ia secara terbuka menyerukan genosida dan penggunaan senjata terhadap Muslim. Sebuah video dari acara tersebut dibagikan secara luas di media sosial yang memicu kemarahan besar-besaran.
Pendeta Hindu radikal Narsinghanand saat ini dibebaskan dengan jaminan sehubungan dengan kasus ujaran kebencian Haridwar.(hanoum/arrahmah.id)