PARIS (Arrahmah.com) – Menteri Pertahanan Prancis, Gerard Longuet, telah mengumumkan bahwa penggunaan rute transit di Uzbekistan untuk mengirimkan sejumlah kebutuhan pasukan NATO di Afghanistan menghabiskan dana yang sangat besar.
Longuet membuat pernyataan ini dalam sebuah wawancara dengan koran Lebanon, L’Orient-Le Jour, tanpa menyebutkan jumlah uang yang harus dibayarkan aliansi salibis asing itu pada rezim Tashkent.
Namun, koran itu mengutip komunikasi terakhir yang memperkirakan bahwa Amerika membayar negara-negara Asia Tengah sekitar US $ 500 juta per tahun untuk transit kargo non-mematikan.
Laporan ini pun mengungkapkan bahwa sekitar 75% dari kargo yang dipasok ke Afghanistan diangkut melalui Jaringan Distribusi Utara (NDN), yang membentang di Latvia, Rusia, Kazakhstan, dan Uzbekistan.
Menhan Prancis juga mengatakan bahwa harga tinggi yang dibebankan oleh Uzbekistan merupakan salah satu indikasi bahwa rute ini adalah “tidak optimal”.
NATO biasa menggunakan wilayah utara Pakistan melalui wilayah Khyber yang diblokir setelah serangan udara oleh pesawat perang Amerika pada 26 November 2011 yang mengakibatkan 24 tentara Pakistan tewas, untuk menyalurkan sekitar 70 % pasokan bahan bakar untuk pasukannya di Afghanistan.
Pada awal Februari Pakistan Ahmed Mukhtar Menteri Pertahanan mengumumkan bahwa Pakistan sekali lagi siap untuk menawarkan sebuah koridor transportasi untuk memasok kebutuhan NATO di Afghanistan, menurut Voennyy Obozrevatel, situs yang khusus mengamati militer.
Jerman juga menyewa sebuah pangkalan udara di Termez, selatan Uzbekistan, pada tahun 2011. Jerman harus membayar Uzbek 15.950.000 euro per tahun, menurut angka Bundeswehr. (althaf/arrahmah.com)