PARIS (Arrahmah.id) – Kementerian Luar Negeri Prancis menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk menormalisasi hubungan dengan rezim Suriah pimpinan Bashar Asad, kantor berita Prancis melaporkan.
“Tidak ada alasan untuk melanjutkan normalisasi hubungan dengan rezim Suriah, yang telah menindak rakyatnya, mencegah kembalinya para pengungsi dan menyebabkan ketidakstabilan di wilayah tersebut melalui penyelundupan obat-obatan terlarang,” tegas Duta Besar Patrice Paoli, yang bertanggung jawab atas komunikasi Arab di Kementerian Luar Negeri Prancis.
Paoli menekankan bahwa negaranya menganggap bahwa pemulihan stabilitas di Suriah tidak dapat dicapai tanpa solusi politik yang memenuhi harapan dan ambisi Suriah.
Paoli menambahkan bahwa Perancis melanjutkan upaya diplomatiknya untuk menyelesaikan krisis Suriah dan mendukung misi utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah, Geir O. Pedersen.
Hal ini terjadi beberapa jam setelah Inggris, Amerika Serikat, Prancis dan Jerman mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan penolakan mereka terhadap normalisasi hubungan dengan rezim Suriah, lansir MEMO (18/3/2023).
“Kami tidak akan menormalkan hubungan dengan rezim Asad, kami juga tidak akan mendanai rekonstruksi kerusakan yang ditimbulkan oleh rezim selama konflik atau mencabut sanksi,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
“Demi kepentingan rakyat Suriah, kami tidak akan melakukan normalisasi sampai ada kemajuan yang otentik dan bertahan lama menuju solusi politik,” tambah pernyataan itu.
Keempat negara Barat tersebut menyerukan: “Proses politik yang difasilitasi PBB dan dipimpin oleh Suriah yang sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2.254 [yang dikeluarkan pada tahun 2015].” (haninmazaya/arrahmah.id)