PARIS (Arrahmah.id) – Pihak berwenang Prancis telah melarang perusahaan militer ‘Israel’ berpartisipasi dalam pameran senjata di dekat Paris bulan depan, penyelenggara mengumumkan pada Jumat (31/5/2024), menurut Agence France Presse.
“Menyusul keputusan otoritas pemerintah, tidak akan ada stand ‘Israel’ di salon Eurosatory 2024,” kata juru bicara penyelenggara melalui email.
Kementerian Pertahanan mengatakan kepada Reuters bahwa “persyaratan tidak lagi terpenuhi untuk menjadi tuan rumah bagi perusahaan-perusahaan ‘Israel’ di pameran tersebut pada saat Presiden menyerukan ‘Israel’ untuk menghentikan operasi di Rafah.”
Saat dihubungi AFP, kedutaan ‘Israel’ dilaporkan menolak berkomentar.
“Insiden ini terjadi beberapa hari setelah pengeboman ‘Israel’ terhadap sebuah kamp pengungsi di Jalur Gaza memicu kemarahan dan protes internasional di Prancis,” tambah AFP.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dilaporkan mengatakan dia “marah” atas pembantaian ‘Israel’ di Tel Al-Sultan, sebelah barat Rafah, yang menewaskan sedikitnya 50 warga Palestina dan melukai lebih banyak lagi.
Prancis berulang kali menyatakan penolakannya terhadap serangan militer ‘Israel’ di Gaza.
Pada 20 Mei, Nathalie Broadhurst, wakil perwakilan tetap PBB, mengatakan dalam pidatonya di Dewan Keamanan PBB bahwa “Prancis dengan tegas menentang serangan ‘Israel’ di Rafah, yang hanya akan memperburuk situasi yang sudah menjadi bencana di Gaza dan meningkatkan risiko eskalasi.”
“Prancis sekali lagi menyerukan ‘Israel’ untuk melakukan yang terbaik untuk memastikan perlindungan warga sipil dan personel kemanusiaan, dan menjamin akses bantuan kemanusiaan, sesuai dengan hukum internasional dan tuntutan Mahkamah Internasional,” tambah Broadhurst.
Protes Paris
Untuk hari ketiga berturut-turut, Prancis menyaksikan protes yang mendukung Palestina, menentang genosida ‘Israel’ yang sedang berlangsung di Gaza.
Ratusan demonstran berunjuk rasa pada Kamis (30/5) di luar kantor lembaga penyiaran swasta TF1 di Paris untuk memprotes penayangan wawancara dengan Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu tentang perang Gaza.
Para pengunjuk rasa berkumpul di dekat gedung saluran tersebut, meneriakkan: “Gaza, Paris bersamamu,” “Gencatan senjata segera!” dan “Israel, pembunuh.”
Dalam wawancaranya, Netanyahu menampik tuduhan bahwa ‘Israel’ menargetkan dan membuat warga sipil kelaparan di Gaza dan menyebutnya sebagai “fitnah antisemit”.
Pada Selasa (28/5), anggota parlemen Prancis Sebastien Delogu diskors selama 15 hari setelah mengibarkan bendera Palestina di parlemen. (zarahamala/arrahmah.id)