PARIS (Arrahmah.id) – Prancis pada Selasa (21/3/2023) menggambarkan pernyataan menteri ekstremis “Israel” yang menyangkal keberadaan rakyat Palestina sebagai pernyataan yang tidak bertanggung jawab.
“Kami menyerukan kepada orang-orang yang menduduki jabatan tinggi dalam pemerintah “Israel” untuk menunjukkan martabat yang diperlukan, untuk menghormati orang lain, dan untuk menahan diri dari semua tindakan atau pernyataan yang dapat berkontribusi pada peningkatan ketegangan,” kata kementerian luar negeri.
Menteri Keuangan sayap kanan “Israel”, Bezalel Smotrich membuat komentar tersebut pada Ahad (19/3) di Paris, dalam perjalanan di mana dia tidak bertemu dengan pejabat pemerintah Prancis.
“Tidak pernah ada orang Palestina, karena memang tidak ada orang Palestina,” kata Smotrich kemudian mengutip aktivis Zionis Prancis-“Israel”, Jacques Kupfer di sebuah acara untuk mengenangnya, menurut sebuah video yang beredar di media sosial.
Smotrich berkata, “Setelah 2.000 tahun … Tuhan mengumpulkan umat-Nya. Orang-orang “Israel” kembali ke rumah.”
“Ada orang Arab di sekitar yang tidak menyukainya, jadi apa yang mereka lakukan? Mereka menciptakan orang fiktif dan mengklaim hak fiktif atas Tanah “Israel”, hanya untuk melawan gerakan Zionis,” katanya.
Komentar tersebut memicu kecaman dari Otoritas Palestina, Mesir dan Yordania.
Farhan Haq, wakil juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menyebut pernyataan menteri itu “sama sekali tidak membantu”, menambahkan bahwa rakyat Palestina jelas ada.
Smotrich adalah bagian dari pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mulai menjabat pada Desember.
Dia telah menghadapi teguran internasional pada awal Maret setelah menyerukan agar kota Palestina Hawara di Tepi Barat yang diduduki untuk “dimusnahkan”, di tengah meningkatnya serangan “Israel” terhadap warga Palestina di Tepi Barat. (zarahamala/arrahmah.id)