PARIS (Arrahmah.com) – Pemerintah prancis mengerahkan pesawat tanpa awak (drone) ke wilayah Azawad, utara Mali, pada hari Senin (22/10/2012) sebagai bagian dari rencana mereka dalam invasi militer internasional untuk menggulingkan pemerintahan Islam yang diatur oleh Mujahidin Azawad.
Sebagaimana dilansir AP, seiring dengan pengerahan drone para petinggi Prancis mengaatkan akan melakukan pembicaraan rahasia denga para petinggi AS di Paris pekan ini, untuk mempersiapkan strategi memulai perang di wilayah Islam tersebut.
Para pejabat NATO berharap bahwa pasukan dari negara-negara sekuler Afrika Barat akan memimpin invasi itu, dan berencana untuk menghimpun kekuatan juga dari pihak NATO. Para pejabat Jerman mengatakan bahwa mereka diperkirakan akan berkontribusi untuk “melatih” pasukan Afrika untuk invasi besar ini.
Dewan Keamanan PBB telah menyetujui usulan untuk menyerang wilayah Azawad secara umum, tetapi masih menunggu para penjajah untuk merancang rencana spesifik sebelum persetujuan final diberikan.
Namun, Prancis sendiri mengakui bahwa untuk menghadapi Mujahidin AQIM dan afiliasinya di Azawad adalah sulit, dan dibutuhkan pasukan yang tangguh.
Azawad mengambil wilayah Mali lebih dari 50 persen, yang kini dikuasai oleh Mujahidin dari berbagai faksi, termasuk Mujahidin AQIM, Ansar al-Din, dan Tawhid wal Jihad.
Mujahidin telah menerapkan Syariah Islam di Azawad, dan ini adalah alasan utama para penjajah Barat menginginkan intervensi militer, mereka ingin menggulingkan pemerintahan Islam dan mendirikan kembali pemerintahan sekuler. (siraaj/arrahmah.com)