Kabul (armnews) – Seorang prajurit Australia termasuk diantara 25 orang yang dilaporkan tewas Kamis (25/10/2007) dalam pertempuran di Afghanistan.
Prajurit itu tewas dalam serangan terhadap patrolinya Kamis di provinsi Uruzgan, Afghanistan selatan, kata Pasukan Pertahanan Australia dalam sebuah pernyataan.
Ia adalah korban tewas ketiga Australia dalam perang sejak negara itu mengirim pasukan ke Afghanistan dan Irak dalam “perang teror” yang dipimpin AS setelah serangan 11 September 2001.
Tahun ini, setidaknya 186 prajurit internasional tewas di Afghanistan, kebanyakannya ketika dalam pertempuran dengan Mujahidin Taliban.
Dalam insiden lain, Mujahidin menyerang konvoi militer 50 kilometer sebelah utara Kabul, hari Rabu, kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan.
Empat polisi Afghanistan tewas di provinsi Kandahar, Afghanistan selatan, pada tengah malam ketika gerilyawan menyerang sebuah patroli polisi dengan tembakan senjata ringan dan granat roket, kata seorang gubernur.
Di provinsi Baghlan, Afghanistan utara, dua mantan komandan anti-pemerintah tewas Kamis ketika mereka diserang saat dalam perjalanan pulang dari perundingan mengenai penandatanganan tawaran amnesti pemerintah, kata polisi.
Di provinsi Kunar, Afghanistan timur, 8 tentara penjajah NATO tewas dan lebih dari 14 lainnya terluka dalam serangan yang dilancarkan oleh sukarelawan Mujahidin Taliban, kata Dzabihullah Mujahid, jurubicara Taliban.
Dalam rapat NATO di Belanda, pihak Amerika Serikat mendesak negara sekutunya agar mengirimkan lebih banyak lagi tentara bersenjata untuk lebih menguatkan lagi dalam mengontrol situasi di Afghanistan.
Mujahidin Taliban semakin meningkatkan serangan-serangannya tahun ini yang ditujukan kepada pejabat pemerintahan boneka AS dan perajurit internasional yang tergabung dalam NATO serta pasukan keamanan Afghanistan yang bekerja untuk penjajah.