JAKARTA (Arrahmah.com) – Pernyataan ini disampaikan oleh calon presiden Prabowo Subianto. Prabowo juga kembali mengatakan bahwa saat ini pemerintahan telah menjalankan paham liberalisme.
Dalam dialog ekonomi kerakyatan berbasis koperasi yang diselenggarakan Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) di Mal Thamrin City Jakarta, Senin (29/6) lalu itu, Prabowo menyinggung liberalisme ekonomi di Indonesia. “Ini bukan liberal lagi, tapi ‘mbahnya’ liberal,” lontar Prabowo.
Karena itu, Prabowo Subianto menawarkan koperasi sebagai salah satu pokok dari ekonomi kerakyatan. “Di seluruh dunia koperasi menjadi kekuatan penting,” ucapnya. Hadir dalam acara itu Ketua Umum Dekopin Adi Sasono serta para ketua induk koperasi Indonesia
Dalam dialog tersebut, Prabowo memaparkan konsep ekonomi kerakyatan kepada ratusan pendukung dari perajin kecil.
Pasangan Megawati Soekarnoputri tersebut juga mengkritik bocornya keuangan negara yang mencapai Rp 200 triliun per tahun, pendapatan di daerah-daerah yang mengalir ke luar daerah, serta para pengusaha daerah yang tidak dapat bersaing karena kebijakan yang salah.
“Pengrajin rotan banyak yang gulung tikar karena pemerintah mengizinkan ekspor rotan dalam bentuk bahan baku,” tegasnya.
Ketika ditanya tentang langkah apa yang akan dilakukan untuk mengatasi kredit UKM yang terlalu tinggi bunganya, Prabowo menjawab bahwa pasangannya dengan tegas akan menginstruksikan bank pemerintah agar tidak menyalurkan kredit untuk proyek-proyek mewah yang tidak bisa dirasakan rakyat kecil.
“Bank Mandiri memberikan Rp 19,8 triliun untuk membangun apartemen mewah. Kalau disalurkan ke desa-desa, bisa untuk kredit 48 juta petani. BRI dulu bank tani dan nelayan. Sekarang punya nasabah 32 juta petani dengan jumlah Rp 31 triliun. Tapi berapa uang yang kembali ke desa? Uangnya mengalir ke pengusaha,” lontarnya dan disamput tepuk tangan para pendukung.
Menjawab pertanyaan penguatan ekonomi di daerah, mantan Danjen Kopassus tersebut mengatakan bahwa pasangannya sudah mencanangkan peningkatan alokasi APBD untuk setiap desa minimal Rp 1 miliar. “Kita akan mengentaskan kemiskinan dengan drastis lewat sektor pertanian di desa,” ucap Prabowo.
Ditanya tentang maraknya penggusuran PKL, menurutnya, pemerintah harus tetap bertanggung jawab terhadap seluruh PKL yang digusur dengan mencarikan solusi. “Saya menentang gusur mengusur. Kalau ada yang gusur kita lawan,” ajaknya.
Tentang permintaan para perajin untuk menghentikan impor barang kerajinan, Prabowo menjawab bahwa pelarangan impor terlalu drastis sulit dilakukan. Namun, ada cara-cara lain dengan mendorong produksi dalam negeri membuat kebijakan yang berpihak kepada pengusaha dalam negeri. “Seluruh sekolah, kampus, lembaga-lembaga pemerintah harus menggunakan produk dalam negeri,” tegasnya.
Sebelum diskusi berlangsung, Prabowo menyempatkan melihat-lihat hasil kerajinan dalam negeri yang berada di dalam mal tersebut serta membeli dua pasang baju koko.
Ia juga mendapatkan lukisan bergambar wajahnya dari seorang pelukis yang membuka usaha di mal tersebut. “Wah terlalu ganteng lukisannya. Ini kira-kira saat menang,” ucapnya sambil melihat lukisan. (Althaf/hdytlh/arrahmah.com)