TEL AVIV (Arrahmah.com) – Pengacara dari Palestinian Prisoners Society (PPS) mendatangi sejumlah tahanan yang menderita sakit yang berada dalam penjara Israel, mereka berada dalam kondisi yang semakin parah. Jumlah tahanan yang membutuhkan bantuan medis kian meningkat namun tak satupun dokter yang didatangkan Israel untuk mengunjungi mereka.
Pengacara tersebut mengatakan, tahana dengan nama Firas Yousef Qadri (29) dari Salfit, mengalami luka-luka setelah tentara Israel memukulnya saat melakukan aksi penangkapan pada 13 Februari 2003 silam. Sejak ditangkap hingga saat ini kondisinya terus memburuk dan otoritas Israel membiarkannya tanpa intervensi medis sekalipun.
Ia telah 7 tahun berada dalam penjara Israel, ia kehilangan penglihatan dan ia tidak pernah dikirim ke spesialis mata.
Qadri mengatakan bahwa setelah tentara zionis menangkapnya, ia mulai menderita sakit yang sangat hebat dibagian perut, dia pernah didiagnosa menderita infeksi di pankreasnya. Ia tidak pernah menerima bantuan medis untuk infeksi pankreasnya tersebut.
Tahanan lainnya, Tareq Aassy (27) dari kamp pengungsian Balata di Nablus, mengatakan kepada pengacara bahwa dirinya menderita permasalahan pada peredaran darah. Ia ditahan sejak 21 Juli 2005 dan dihukum 20 tahun penjara.
Mohammad Dharaghma dari Tubas, kehilangan penglihatan di mata kanannya akibat infeksi dan ia pun tidak pernah merasakan intervensi medis selama berada dalam penjara. Ia ditangkap pada 27 April 2004 dan dihukum 8 tahun penjara.
Di sana masih terdapat banyak tahanan yang menderita sakit namun tidak pernah diberikan fasilitas medis. Zionis Israel membiarkan mereka menderita di dalam penjara yang juga berkondisi buruk.
PPS pernah mengajukan untuk membawa masuk dokter ke dalam penjara, namun Israel menolaknya dengan alasan yang tidak jelas.
PPS mengatakan terdapat lebih dari 7.400 penduduk Palestina yang berada dalam penjara Israel termasuk anak-anak dan perempuan. Di tahun 2009 saja, sedikitnya 2820 penduduk Palestina ditangkap zionis Israel dan dimasukkan ke dalam penjara busuk mereka. (haninmazaya/IMEMC/arrahmah.com)