JAKARTA (Arrahmah.com) — Politikus dari fraksi Gerindra DPR RI Heri Gunawan mengaku sedih dengan kondisi utang Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Terlebih, pembayaran bunga utang yang saat ini sudah mencapai diatas Rp200 triliun.
“Sangat menyedihkan adalah pembayaran bunga utang telah mencapai di atas Rp200 triliun pada tahun 2017. Artinya telah terjadi kenaikan 15,8 persen dari target APBNP 2016 sebesar Rp191,2 triliun,” kata Heri dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta Jumat (7/7/2017), sebagaimana dilansir Teropong Senayan.
Dia mengungkapkan, jumlah bunga utang pemerintahan saat ini setara dengan 40 persen alokasi belanja non Kementerian atau lembaga.
Selanjutnya, indikator jatuh tempo utang dengan tenor hingga 5 tahun naik dari 37,2 persen menjadi 38,6 persen dari total outstanding.
“Dengan keadaan seperti itu, sepertinya kita tidak bisa berharap banyak untuk pencapaian program pencapaian kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi riil dari cara-cara pengelolaan fiskal seperti itu. Buktinya, uang hanya habis untuk membayar utang yang semakin bertumpuk,” papar anggota komisi XI DPR RI itu.
Heri berharap pemerintah bisa menghadirkan solusi atas jeratan defisit anggaran yang makin menganga melalui kebijakan fiskal yang kredibel.
“Tetapi, ironisnya dalam kurun lima tahun terakhir, realisasi defisit anggaran cenderung meningkat. Penyebabnya, rata-rata realisasi belanja tumbuh di kisaran 5 persen, sementara realisasi pendapatan negara hanya tumbuh kisaran 3 persen,” paparnya.
“Dengan begini sulit untuk mewujudkan keseimbangan primer yang positif. Pada postur fiskal 2018 saja disebutkan bahwa pendapatan negara sebesar 14% terhadap PDB, sedangkan belanja bisa mencapai 16% terhadap PDB,” pungkas Heri.
(ameera/arrahmah.com)