BEIJING (Arrahmah.com) – Salah satu produsen ponsel China yang paling cemerlang adalah ZTE. Strategi ZTE tampaknya menuai sukses. ZTE memulai dari kelas di pasar lokal, kemudian secara perlahan merangsek naik dengan beberapa penyesuaian untuk menantang Samsung dan LG. Pada 2013, ZTE diperkirakan akan memiliki peluang besar untuk menjadi nomor tiga dalam kompetisi pasar ponsel.
Empat tahun lalu peringkat di pasar ponsel ditempati Nokia, Motorola, Sony Ericsson di, Siemens, dan Samsung. Sedangkan LG berada di nomor enam. Namun saat ini Samsung berada di nomor dua dan LG berada di nomor tiga dalam pasar ponsel dunia.
Dalam waktu empat tahun, baik Samsung dan LG telah merenggut posisi dari Motorola, Sony Ericsson dan Siemens. Ini menunjukan betapa dinamisnya perubahan dalam kepemimpinan pangsa pasar ponsel. Empat tahun mendatang, tidak ada yang tahu tentang posisi pasar yang akan dipegang oleh Samsung dan LG.
Kekuatan vendor ponsel ada pada permainan sumber komponen, manufaktur biaya rendah, dan teknik membalikkan platform dengan cepat (biaya rendah dalam desain). Selebihnya tinggal lihat ke depan dan biarkan produk berbicara.
ZTE telah mendapatkan 8% dari pangsa pasar ponsel global, sebuah posisi yang lebih baik dibandingkan Samsung empat tahun lalu. ZTE dengan cepat menguasai pangsa pasar China, yang merupakan negara terbesar di wilayah BRIC (Brasil, Rusia, India dan China). ZTE juga mulai menjejakkan kaki ke operator telekomunikasi Eropa.
Menggantikan Samsung dan LG melalui operator AS dan Eropa akan memakan waktu untuk ZTE, tetapi perubahan strategi operator akan membantu ZTE. ZTE memiliki beberapa keuntungan dibanding pesaingnya asal Korea.
Teknologi berbiaya rendah dengan kualitas lebih baik, biaya tenaga kerja lebih hemat 25% dari Korea dan memiliki kemampuan teknis yang baik dan homogen. Sementara teknik Korea mulai berada di ambang batas dan sebagai hasilnya, baik Samsung maupun LG mulai menggunakan banyak bakat desain asing secara lokal.
Selian itu kualitas insinyur di Korea juga menurun seiring dengan para remaja yang berkaliber iptek tinggi lebih memilih kuliah kedokteran. Hanya beberapa yang memilih mengoptimalkan kemampuan terbaiknya di jurusan teknik. Sebagai hasilnya, kualitas lulusan teknik Korea berkurang dan kalah dari lulusan asal China.
Selain itu biaya tenaga kerja yang rendah dipadukan kerjasama dengan sumber komponen Taiwan bisa membuat ZTE dapat mengambil keuntungan.
Samsung saat ini membuat sebagian besar ponsel di pabrik sendiri di distrik Kumi, Korea. LG melakukan beberapa outsourcing baik di Korea maupun di China. Budaya perusahaan Samsung dan LG membuat mereka tidak efektif dalam menjalankan pabrik mereka sendiri secara efektif.
ZTE telah berbicara dengan operator di seluruh Eropa, tentang produksi ponsel pintarnya. Kelebihan handset ZTE adalah menyesuaikan dengan kebutuhan operator untuk setiap pasar, dan menargetkan segmen pasar tertentu.
Sejak diluncurkan Mei tahun ini, handset Bluebelt 3G ZTE telah mengambil 30% dari pasar ponsel pintar Portugis, dan diperkirakan untuk mengambil alih 40% pada akhir tahun ini.
“Kami berharap dapat memberikan smartphone ke pasar Eropa paling barat pada akhir 2010,” kata Executive Vice President ZTE dan kepala Divisi Mobile Terminal, Dia Shiyou.
Analis iSuppli Timothy Edgar menyebut tantangan ZTE di pasar di luar China adalah sales dan marketing di Eropa dan Amerika Serikat. Namun upaya ZTE masuk pasar secara bertahap, sudah sukses dibuktikan oleh Samsung dan LG empat tahun belakangan.
“ZTE mulai fokus ke penjualan nondomestik dan cenderung akan menempatkannya ke nomor tiga pada posisi pasar ponsel di 2013,” katanya. (inilah/arrahmah.com)