BIMA (Arrahmah.com) – Kosongnya Pondok Pesantren Umar bin Khottob (UBK) di Sila, Bima, NTB menjadikan polisi dan tim Densus 88 leluasa mengobrak-abrik pesantren tersebut. Dan benar saja, setelah polisi masuk tiba-tiba terjadi beberapa kali bunyi letusan, serta terbakarnya rumah pimpinan pondok pesantren tersebut. Polisi tidak mengkonfirmasi siapa yang melakukan pembakaran rumah pemimpin pondok UBK tersebut.
Setelah merangsek ke pondok pesantren Umar bin Khottob yang berada di desa Sila, polisi kini mengobrak-abrik rumah Ketua JAT cabang Dompu, lapor Muslimdaily. Untuk diketahui, jarak dari desa Sila tempat pondok UBK ke desa Dompu ditempuh dengan waktu satu jam.
Awal mula dicarinya Ketua JAT Dompu pasca terjadinya “letusan” di pondok UBK yang menewaskan salah satu ustadz bernama Firdaus. Ustadz Firdaus merupakan warga desa Dompu yang bekerja di pondok UBK Sila. Keluarga ustadz Firdaus dari Dompu berangkat ke Sila untuk mengambil jenazah. Setelah keluar dari pondok, rombongan penjemput jenazah dihadang polisi. Jenazah kemudian direbut polisi serta 11 keluarga penjemput jenazah ditangkap.
Kabar ini membuat warga desa Dompu yang menunggu kedatangan jenazah menjadi marah. Kemudian warga Dompu melakukan pemblokiran jalan serta untuk menuntut jasad ustadz Firdaus dikembalikan, serta tim penjemput jenazah dibebaskan.
Pada Selasa malam kemudian jenazah dikembalikan, dan enam orang yang ditahan dipulangkan. Esoknya tiga orang lagi dilepaskan polisi, namun dua orang masih ditahan dan statusnya menjadi tersangka, karena dianggap mengetahui insiden “letusan” di pondok UBK.
Setelah pemakaman, pemblokiran jalan di Dompu pun berakhir. Namun, setelah itu polisi menggeledah rumah ustadz Taqiyudin yang juga Ketua JAT cabang Dompu, karena dituding polisi telah memprovokasi warga Dompu melakukan pemblokiran jalan. Saat dilakukan penggeledahan, Ketua JAT cabang Dompu tersebut sudah tidak berada di rumah.
Ditanya mengenai kondisi sebenarnya yang menewaskan ustadz Firdaus, sumber MuslimDaily menyatakan tidak tahu kejadian sebenarnya, karena banyak kabar simpang siur yang menyebutkan ustadz Firdaus meninggal terkena ledakan kompor, sedang kabar lain menyebutkan ustadz Firdaus ditembak, seperti yang dilaporkan beberapa media.
Sementara itu, dilaporkan radio KBR68H, Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat meminta polisi menutup sementara pondok pesantren Umar bin Khottob.
Ketua MUI Kabupaten Bima Abdurrahim Haris mengatakan, penutupan dilakukan sampai polisi selesai menuntaskan kasus meledaknya bom di pondok pesantren tersebut. Menurut Abdurrahim, kasus yang menimpa pondok pesantren Umar bin Khattab telah memberikan imej buruk bagi presantren di Kabupaten Bima. (muslimdaily/arrahmah.com)l