WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat pada hari Minggu (2/2/2020) mengundang Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, kepala dewan berdaulat Sudan, untuk mengunjungi Washington, kata dewan itu, menyoroti hubungan bilateral yang lebih hangat sejak tentara menggulingkan Presiden Omar al-Bashir tahun lalu.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang mengundang Burhan untuk kunjungan itu selama pembicaraan telepon, mengatakan pada bulan Desember bahwa kedua negara berencana untuk mulai bertukar duta besar setelah jeda 23 tahun.
Washington dan Khartoum telah berselisih selama beberapa dekade, tetapi hubungan mereka telah meningkat sejak Bashir digulingkan pada April 2019 dan pembentukan pemerintahan transisi sipil empat bulan kemudian.
Tujuan dari kunjungan ini adalah “untuk membahas hubungan bilateral antara kedua negara dan cara-cara mengembangkannya”, dewan mengatakan dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan tanggal untuk perjalanan tersebut tetapi mengatakan Burhan “berjanji untuk segera menyelesaikannya”.
Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok dan menteri kabinet lainnya telah mengunjungi Washington sejak pemerintah transisi disumpah. Burhan telah mengunjungi beberapa negara tetangga dan Rusia.
Pada tahun 1993, pemerintah AS menambahkan Sudan ke dalam daftar negara sponsor ‘terorisme’ dengan tuduhan pemerintah Islam Bashir mendukung kelompok-kelompok ‘teroris’, suatu penunjukan yang membuat Sudan secara teknis tidak memenuhi syarat untuk memperoleh keringanan hutang dan pembiayaan dari Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.
Namun pada bulan November, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan Amerika Serikat dapat menghapus Sudan dari daftar dan bahwa kedua negara tidak lagi memiliki hubungan permusuhan. (Althaf/arrahmah.com)