BELLINZONA (Arrahmah.com) – Amerika Serikat siap untuk terlibat dengan Iran tanpa prasyarat tentang program nuklirnya, meski menyatakan tetap perlu melihat negara itu berperilaku seperti “negara normal”, seperti diungkap Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Minggu (2/6/2019).
Presiden Iran Hassan Rouhani mengisyaratkan pada Sabtu (1/6) bahwa Iran mungkin bersedia mengadakan pembicaraan jika Washington menunjukkan rasa hormatnya, tanpa paksaan.
Pompeo, dalam kelonggaran sikap sebelumnya, mengatakan ketika ditanya tentang pernyataan Rouhani, “Kami siap untuk terlibat dalam percakapan tanpa prasyarat, kami siap untuk duduk.”
Namun, ia mengatakan Washington akan terus bekerja untuk “membalikkan aktivitas memfitnah” Iran di Timur Tengah, dengan mengutip dukungan Teheran kepada Hizbullah dan kepada pemerintah Suriah.
Pompeo mengatakan Presiden AS Donald Trump telah lama mengatakan bahwa ia bersedia berbicara dengan Iran.
“Kami tentu siap untuk melakukan percakapan itu ketika Iran dapat membuktikan bahwa mereka ingin berperilaku seperti negara normal,” Pompeo mengatakan pada konferensi pers bersama dengan rekannya dari Swiss Ignazio Cassis di kota Bellinzona, Swiss selatan.
Trump mengatakan Senin lalu bahwa dia berharap Iran akan datang ke meja perundingan. Tetapi Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada hari Rabu bahwa Teheran tidak akan bernegosiasi dengan Washington, bahkan setelah Rouhani sebelumnya mengisyaratkan pembicaraan mungkin dilakukan jika sanksi dicabut.
Cassis menyuarakan keprihatinan pada rakyat Iran yang menderita dampak sanksi dan mengatakan bahwa Swiss yang netral ingin memberikan bantuan kemanusiaan, “terutama produk farmasi dan bahan makanan.”
Dia mengatakan Iran perlu melakukan pembayaran untuk ini, dan itu hanya mungkin jika Amerika Serikat mengizinkan bank untuk mentransfer pembayaran. Cassis mengatakan dia yakin Amerika Serikat akan datang dengan “solusi terbaik” untuk masalah itu dalam waktu singkat.
Iran dan Amerika Serikat telah terlibat dalam konfrontasi yang lebih tajam dalam sebulan terakhir, setahun setelah Washington menarik diri dari kesepakatan antara Iran dan kekuatan global untuk mengekang program nuklir Teheran dengan imbalan mencabut sanksi internasional.
Washington memberlakukan kembali sanksi tahun lalu dan menaikkannya pada bulan Mei, memerintahkan semua negara untuk menghentikan impor minyak Iran. Dalam beberapa pekan terakhir ini juga mengisyaratkan konfrontasi militer, mengatakan pihaknya mengirim pasukan tambahan ke Timur Tengah untuk menanggapi ancaman Iran. (Althaf/arrahmah.com)