WASHINGTON (Arrahmah.com) – Militer AS dapat menyerang pemimpin Iran lainnya jika Iran melancarkan pembalasan atas tewasnya jenderal paling kuat Teheran pekan lalu, dengan menyerang kepentingan Amerika atau warga Amerika, ujar Menlu AS Mike Pompeo, Ahad (5/1/2020).
Ketika Pompeo melakukan wawancara TV untuk menjelaskan keputusan Presiden Donald Trump untuk menargetkan Jenderal Iran Qassem Soleimani, di mana dampak dari serangan itu mengakibatkan munculnya keputusan parlemen Irak yang meminta 5.200 pasukan AS di negara itu untuk pergi. Koalisi militer AS di Baghdad menghentikan pelatihan pasukan Irak untuk berkonsentrasi membela pasukan koalisi, dan di Beirut, pemimpin “Hizbullah” Libanon mengatakan pasukan AS di seluruh Timur Tengah adalah sasaran yang adil untuk pembalasan.
Bahkan sekutu Trump, Senator Lindsey Graham, menyebut langkah oleh anggota parlemen Irak “sedikit mengkhawatirkan”, lansir AP.
Di Teheran, televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa negara itu tidak akan lagi mematuhi batas-batas perjanjian nuklir 2015 yang ditandatangani dengan Amerika Serikat dan kekuatan dunia lainnya. Trump menarik AS dari kesepakatan pada 2018 dan meningkatkan sanksi ekonomi terhadap Teheran -tindakan yang mempercepat siklus permusuhan yang mengarah ke pembunuhan Soleimani.
Departemen Luar Negeri tidak segera mengomentari langkah Iran yang dilaporkan meninggalkan kesepakatan nuklir, suatu langkah yang menahan prospek Iran untuk mempercepat produksi bahan-bahan untuk senjata nuklir.
Trump terus mengeluarkan peringatan ke Iran melalui tweet. “Media ini akan berfungsi sebagai pemberitahuan kepada Kongres Amerika Serikat bahwa jika Iran menyerang setiap orang atau target AS, Amerika Serikat akan dengan cepat & sepenuhnya menyerang balik, & mungkin dengan cara yang tidak proporsional,” tulisnya pada Ahad (5/1) sore.
Anggota partai Demokrat di Kongres AS mengeluh tentang tidak adanya konsultasi dengan para pemimpin legislatif sebelum melakukan serangan drone pada Jumat lalu yang menewaskan Soleimani, dan Gedung Putih menghadapi rentetan pertanyaan tentang legalitas pembunuhan tersebut.
Pompeo mengklaim pemerintah akan “lalai” dalam tugasnya untuk melindungi Amerika Serikat jika tidak membunuh Soleimani, meskipun ia tidak memberikan bukti untuk klaim sebelumnya bahwa Soleimani merencanakan serangan yang akan segera terjadi pada orang Amerika.
Alih-alih berargumen bahwa serangan sudah dekat, Pompeo mengatakan itu tidak bisa dihindari. (haninmazaya/arrahmah.com)