BANGKOK (Arrahmah.id) – Lebih dari 350 sekolah di Bangkok terpaksa diliburkan karena polusi udara, demikian ungkap pihak berwenang di ibu kota Thailand.
Ibu kota Thailand telah berjuang dengan kualitas udara yang berbahaya sejak pertengahan minggu, ketika pemerintah kota memberikan izin kepada sekolah-sekolah untuk tutup dan menyarankan orang-orang untuk bekerja dari rumah setelah indeks kualitas udara (AQI) mencapai angka 159, menurut IQAir, mitra Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Truk roda enam juga dilarang memasuki beberapa bagian kota.
Angka AQI di atas 100 dianggap tidak sehat, sementara angka di atas 200 dianggap sangat tidak sehat.
Pada Jumat pagi, ketika pihak berwenang mengumumkan penutupan sekitar 100 sekolah tambahan, AQI berada di angka 185, lansir Al Jazeera (24/1/2025).
Pada pukul 11.00 waktu setempat, Bangkok berada di peringkat kedelapan sebagai kota paling tercemar di dunia, di belakang Dhaka, Lahore, Kathmandu, Karachi, Delhi, Mumbai, dan Ho Chi Minh, menurut IQAir.
Sementara ratusan sekolah masih ditutup, hanya sekitar 100.000 dari lebih dari 10 juta penduduk Bangkok yang telah mendaftar untuk skema kerja-dari-rumah secara sukarela, menurut kantor berita AFP.
Gubernur Bangkok Chadchart Sittipunt mengatakan bahwa peningkatan polusi ini merupakan hasil dari pembakaran tanaman musiman, emisi kendaraan dan pembakaran sampah.
Indeks AQI, yang dikembangkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, mengukur ozon di permukaan tanah, polusi partikel termasuk PM2.5 dan PM10, karbon monoksida, sulfur dioksida dan nitrogen dioksida.
Sebagian besar polusi di Bangkok pekan ini disebabkan oleh tingginya konsentrasi PM2.5, partikel mikro penyebab kanker. Tingkat PM2.5 di kota ini mencapai 108 mikrogram per meter kubik pada Jumat pagi, 21,6 kali lipat dari pedoman tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tingkat polusi diperkirakan akan mereda selama akhir pekan, mencapai 71 pada Senin, menurut perkiraan IQAir.
Pusat Penelitian Kasikorn yang berbasis di Bangkok mengatakan pekan ini bahwa polusi dapat merugikan kota antara tiga hingga enam miliar baht ($88-$177 juta) jika terus berlanjut selama satu bulan, menurut situs berita Nation Thailand. (haninmazaya/arrahmah.id)