JAKARTA (Arrahmah.com) – Polisi mengaku telah mengantongi nomor ponsel provokator utama, sebagai sumber penyebar pertikaian di Ambon melalui pesan pendek (SMS).
“Ini sedang dicari, nomornya masih ada, kepolisian juga sudah ada,” kata Menko Polhukam Djoko Suyanto di Istana, Jalan Medan Merdeka Utara, Senin (12/9/2011).
Djoko mengatakan, pemerintah tidak akan membiarkan bentrok antar warga tersbeut berlarut-larut. Bahkan pihaknya mengungkapkan bantuan juga didatangkan dari Surabaya dan Makassar untuk mencegah (bentrokan) agar tidak makin meluas lagi.
Setelah investigasi terungkap bahwa bentrokan disebabkan adanya kecelakaan tunggal yang menewaskan seorang tukang ojek. Peristiwa itu lantas berkembang dengan adanya provokasi melalui mulut ke mulut, SMS dan peranti lainnya.
Sementra itu, Markas Besar Kepolisian RI tengah mengejar pelaku pengirim pesan pendek yang diduga menyebarkan provokasi saat bentrok di Kota Ambon, Ahad (11/9) kemarin.
“Kami harapkan yang kirim SMS supaya dihentikan karena sudah dilacak tim Mabes,” ujar juru bicara Mabes Polri Anton Bachrul Alam dalam keterangan pers di kantornya, Senin (12/9).
Anton menjelaskan berdasarkan informasi yang berkembang dalam pesan pendek itu menyebutkan kematian seorang tukang ojek, Darfing Saiman, karena dibunuh. Pesan pendek itu juga berisi hal yang berbau suku agama dan ras (SARA). “Iya, dan seolah-olah dibunuh,” ucap Anton.
Karena itu polisi mengimbau masyarakat Ambon untuk tidak tersulut provokasi baik melalui SMS maupun omongan yang tidak jelas sumbernya. (dbs/arrahmah.com)