STOCKHOLM (Arrahmah.id) – Politisi sayap kanan Swedia yang berpartisipasi dalam pemilihan tahun ini telah diekspos karena ingin membasmi Muslim dan orang kulit hitam yang mereka istilahkan dengan “komedo”.
Majalah anti-rasis Expo, bersama dengan outlet berita, Expressen, pada Kamis (8/9/2022) mengungkapkan kandidat sayap kanan yang juga secara terbuka memberi penghormatan kepada Nazi.
Politisi Demokrat Swedia (SD) Björn Halldin di Amal telah mengungkapkan kemarahannya kepada Muslim selama bertahun-tahun, ungkap laporan tersebut.
Dia menulis bahwa Muslim tidak termasuk dalam dunia yang beradab dan dia ingin membunuh mereka.
“Sudah saatnya kita membasmi (sumpah serapah) Muslim ini,” tulisnya di Facebook pada tahun 2015.
Halldin membagikan gambar menghina orang kulit hitam menggunakan istilah seperti N-word dan menggambarkan mereka sebagai pemalas.
Dia menulis bahwa Swedia harus memusnahkan “komedo”, istilah yang dia gunakan untuk menghina orang kulit hitam.
Ketika seorang petugas polisi wanita menunjukkan solidaritas dengan gerakan Black Life Matter, dia memposting gambar wajah petugas pada gambar porno.
Ia juga berpartisipasi dalam kampanye kebencian terhadap pemimpin Center Annie Loof dengan menyebarkan pesan yang tidak pantas tentang dirinya.
Seorang politisi telah mengumumkan bahwa dia mengundurkan diri, ungkap laporan itu.
Politisi SD Sonja Hellström, yang telah menyebarkan propaganda dalam demonstrasi Nazi mengundurkan diri dengan mengatakan: “Konspirasi? Ya, mungkin saja, tapi saya tidak anti-Semit,” mengacu pada klaim bahwa dia berkonspirasi.
Goran Nordin, yang mencalonkan diri untuk SD dalam pemilihan kota, telah menyebarkan pidato kebencian terhadap Muslim, dan Somalia pada khususnya.
Dia menulis di Facebook bahwa mereka malas dan kejam.
Setelah artis rap Nils Gronberg ditembak mati tahun lalu, Nordin menulis, “Tidak ada kemenangan untuk hidup seperti orang Negro.”
Lena Cederlid, yang mencalonkan diri untuk SD di Falun mengatakan bahwa dia bangga menjadi anggota kelompok rasis Nazi, DFS.
Pada tahun 2018, dia menyerang pengungsi secara verbal di sebuah forum ketika dia berkata, “Kamu membakar, memperkosa, membunuh, menjarah, mencuri, mensubsidi curang, dan membenci negara kita.”
Selama pemilu 2014, ia menganggap anggota Partai Nazi Swedia sebagai “beberapa yang berani mengatakan apa yang dipikirkan orang lain.”
Beberapa politisi juga diyakini sebagai anggota sayap kanan, kelompok rasisme-teologis, The Free Sweden dan DFS dipimpin oleh mereka yang berlatar belakang Nazi. (rafa/arrahmah.id)