KAIRO (Arrahmah.com) – Mantan anggota parlemen Mustafa Bakry dan Muhamamd Abou Hamed mengkritik reshuffle yang dilakukan Presiden Muhammad Mursi terhadap jajaran militer Mesir pada hari Ahad (12/8/2012) kemarin, Bakry menganggapnya sebagai upaya “Ikhwanul Muslimin ingin mengontrol negara itu.”
Mursi telah mengganti Kepala Angkatan Bersenjata dan Kepala Saf Sami Anan, dan mencabut sebuah deklarasi konsitusional yang diloloskan oleh SCAF pada 17 Juni yang membatasi wewenang presiden.
Bakry mengatakan kepada Al-Masry Al-Youm bahwa keputusan Mursi tersebut adalah salah karena menggulingkan kepemimpinan SCAF, yang telah menjaga “integritas negara” sejak dimulainya revolusi.
“Mengirim mereka ke pensiunan adalah sebuah upaya Mursi untuk menghindari kemarahan massa terkait tragedi Rafah,” tambahnya – menyinggung insiden yang telah menewaskan 16 polisi perbatasan Mesir.
Sementara Abou Hamed mengatakan bahwa ia akan berdiri menentang keputusan Mursi tersebut. Dia juga mengkonfirmasi niatnya untuk memobilisasi publik untuk demonstrasi massa memprotes Ikhwan pada 24 Agustus mendatang.
“Kami akan menghadapi ‘premanisme’ Ikhwan dan Mursi,” kata Abou Hamed, dia menekankan bahwa keputusan terakhir Mursi adalah upaya Ikhwan untuk memperoleh kursi di seluruh konstitusi negara terutama setelah pemecatan Tantawi dan Anan dan mengontrol media dan pers. (siraaj/arrahmah.com)