KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Pemimpin oposisi Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, mengatakan pada Selasa (23/10/2018) bahwa gempa-tsunami baru-baru ini yang menewaskan ribuan orang di negara tetangga Indonesia adalah “hukuman dari Allah” atas kegiatan komunitas gay.
Ahmad Zahid membuat pernyataan tersebut di parlemen Malaysia. Saat itu dia mengingatkan tentang meningkatnya pengaruh komunitas gay di Malaysia.
Ahmad Zahid merupakan presiden Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang telah memerintah Malaysia selama 60 tahun sebelum digulingkan pada pemilihan umum Malaysia bulan Mei.
Komentar Ahmad Zahid merupakan serangan terhadap kaum homoseksual di Malaysia.
Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa pejabat – termasuk Perdana Menteri Mahathir Mohamad – telah berbicara menentang hak-hak gay.
Dua lesbian juga dicambuk karena melanggar hukum Islam yang melarang hubungan sesama jenis.
Ahmad Zahid mengatakan bahwa di Palu, di mana ada gempa dan tsunami baru-baru ini, dikatakan ada lebih dari 1.000 orang yang terlibat dalam aktitivas LGBT.
“Akibatnya, seluruh daerah hancur. Ini hukuman dari Allah”, seperti dilansir Channel News Asia.
Gempa berkekuatan 7,5 SR disusul tsunami menghantam kota pesisir Palu, Sulawesi Selatan, pada 28 September.
Lebih dari 2.000 jenazah telah ditemukan dan diperkirakan ada 5.000 orang lagi masih terkubur di bawah reruntuhan di beberapa daerah yang sulit dijangkau.
Pernyataan Ahmad Zahid memicu kritik keras dari para pendukung LGBT.
Beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad juga menegaskan bahwa Malaysia tidak bisa menerima pernikahan sesama jenis atau hak lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
“Di Malaysia ada beberapa hal yang tidak bisa kami terima, meskipun itu dipandang sebagai hak asasi manusia di negara-negara Barat,” ungkap Mahathir.
“Kami tidak bisa menerima LGBT, pernikahan antara pria dan pria, wanita dan wanita,” tegasnya.
(ameera/arrahmah.com)