TEL AVIV (Arrahmah.com) – Pemimpin Partai Zionis Religius, Bezalel Smotrich mengatakan kehadiran orang Palestina di “Israel” adalah sebuah kesalahan.
Pria berusia 41 tahun tersebut mengeluarkan pernyataan tersebut selama berlangsungnya debat panas di Knesset “Israel” (13/10/2021).
Dalam debat tersebut, dia mengatakan bahwa kehadiran orang-orang Palestina di “Israel” dikarenakan mendiang pendiri “Israel”, David Ben Gurion tidak menyelesaikan pekerjaan pembersihan etnis Arab.
“Anda (orang Palestina) di sini secara tidak sengaja karena David Ben Gurion tidak menyelesaikan pekerjaannya melakukan pembersihan etnis,” katanya, lansir Middle East Monitor (15/10)
Pernyataan tersebut telah memicu diskusi tentang apa yang orang Palestina sebut sebagai Nakba dan kebangkitan fasisme di “Israel”.
Etnis Arab Palestina diketahui telah bertahun-tahun diusir oleh pendudukan “Israel” dari tanah airnya sendiri.
Sekitar 750.000 orang Arab Palestina baik Muslim maupun Kristen diusir dalam apa yang oleh banyak sejarawan digambarkan sebagai pembersihan etnis yang disengaja.
Hal tersebut dirancang untuk secara artifisial membangun negara mayoritas Yahudi di tanah Palestina yang bersejarah.
Meskipun enam juta pengungsi Palestina yang tersebar di Timur Tengah dan pendudukan Jalur Gaza serta Tepi Barat sedang berlangsung, “Israel” menolak untuk mengakui tanggung jawabnya.
Banyak yang menunjuk pernyataan Smotrich sebagai indikasi sikap skizofrenia “Israel” terhadap pengusiran warga Palestina.
“Selama 73 tahun, kaum hasbaris ‘Israel’ telah menyangkal bahwa Nakba adalah rencana yang disengaja untuk mengusir warga Palestina dari rumah mereka. Sekarang mereka mengakuinya,” kata James Zogby, pendiri dan presiden Institut Arab Amerika.
“Setelah melihat berapa banyak orang Palestina yang telah diusir dalam 48 tahun, David Ben Gurion menyebutnya sebagai keajaiban ganda. Lebih banyak tanah, lebih sedikit orang Arab,'” tambah Zogby.
David Ben Gurion dipandang sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh pembersihan etnis Arab yang dimulai beberapa bulan sebelum perang 1948 dengan negara-negara Arab.
Sekitar 300.000 warga Palestina telah diusir dari kota-kota dan desa-desa beberapa bulan sebelum negara-negara tetangga Arab meluncurkan kampanye militer mereka pada Mei tahun itu.
Anggota koalisi partai Arab “Israel” Joint, List Aida Touma Sliman memperingatkan kebangkitan fasisme di Israel dalam reaksinya terhadap komentar Smotrich.
“Kami menghadapi fasisme kotor ini setiap hari di Knesset,” kata perwakilan dari Partai Hadash tersebut.
“Tapi jangan pikirkan kami, pikirkan bagaimana perasaan setiap warga Arab di “Israel” ketika hal-hal seperti itu dikatakan begitu saja di parlemen, bagaimana perasaan seorang pemuda Arab ketika hak mengancam untuk memulai Nakba kedua,” tambahnya. (hanoum/arrahmah.com)