AMSTERDAM (Arrahmah.id) – Geert Wilders, politisi anti-Islam Belanda, mengungkapkan dukungannya untuk politisi partai BJP India, Nupur Sharma, yang pernyataannya menghina Nabi Muhammad SAW. Menurut Wilders, Sharma tak perlu meminta maaf.
“Sungguh menggelikan bahwa negara-negara Arab dan Islam marah dengan pernyataan politisi India Nupur Sharma yang mengatakan kebenaran tentang Nabi Muhammad yang memang menikahi Aisha ketika dia berusia enam tahun dan menjalani pernikahan ketika dia berusia sembilan tahun. Mengapa India meminta maaf?” tulis Wilders di Twitter, seperti dikutip NDTV, pada Selasa (7/6/2022).
“Peredaan tidak pernah berhasil. Itu hanya akan memperburuk keadaan. Jadi teman-teman saya dari India, jangan terintimidasi oleh negara-negara Islam. Berdiri untuk kebebasan dan bangga serta teguh dalam membela politisi Anda Nupur Sharma yang berbicara kebenaran tentang Nabi Muhammad,” tulis Wilders dalam tweet nya yang lain.
Wilders juga membagikan tangkapan layar pesan ancaman oleh seorang pria Muslim Pakistan yang telah mengancam akan membunuhnya dan menghancurkan Amerika dan Uni Eropa.
Wilders mengklaim bila dirinya mendapat ancaman pembunuhan seperti itu setiap hari dari Muslim Pakistan dan Turki yang ingin membunuh atas nama Nabi Muhammad dan dia tidak akan pernah berhenti berbicara tentang apa yang dia sebut sebagai kebenaran.
Geert Wilders, pemimpin Partai untuk Kebebasan (PVV), telah lama menyuarakan kebenciannya terhadap Islam di negaranya. Sebagai anggota Parlemen, dia telah menentang migrasi massal dan telah menyatakan di dalam Parlemen bahwa melalui migrasi massal, pemerintah mengimpor “monster bernama Islam ke negara”.
Dalam sebuah wawancara, Wilders telah menyatakan sebelumnya, “Saya tidak membenci Muslim, saya membenci Islam.”
Dia mengatakan dalam wawancara yang sama, “Islam bukan agama, itu ideologi, ideologi budaya yang terbelakang.”
Pada Juni 2018, Wilders telah mengumumkan “kompetisi kartun Nabi Muhammad” yang akan diadakan di kantor partainya di Parlemen. Kemudian pada bulan Agustus, dia terpaksa membatalkan acara tersebut setelah ancaman kekerasan yang nyaris tanpa henti. (rafa/arrahmah.id)