WINA (Arrahmah.id) – Polisi Austria memperketat langkah-langkah keamanan di beberapa lokasi sensitif di ibu kota negara itu pada Rabu (15/3/2023) setelah dinas intelijennya menerima informasi yang mengindikasikan kemungkinan serangan ekstremis.
“Badan intelijen kami memiliki alasan untuk meyakini bahwa serangan dengan motif Islam direncanakan akan dilakukan di Wina,” tulis polisi di Twitter.
“Sebagai tindakan pencegahan, tempat-tempat menarik terutama yang sensitif telah ditempatkan di bawah penjagaan yang ditingkatkan oleh pasukan polisi operasi reguler dan khusus,” kata polisi Wina.
Setelah awalnya memperingatkan tentang “ancaman non-spesifik” dari serangan terhadap gereja-gereja di Wina yang menyebabkan kebingungan yang meluas di kalangan masyarakat, polisi kemudian menjelaskan bahwa tidak hanya gereja Kristen tetapi juga rumah ibadah dari berbagai agama.
Polisi mengatakan tindakan pencegahan akan tetap dilakukan sampai pemberitahuan lebih lanjut.
“Jika terjadi bahaya di lokasi tertentu, kami akan segera mengeluarkan peringatan,” tambah polisi.
Setelah serangan maut pertama Austria pada 2020, negara Alpen itu mengadopsi undang-undang anti-teror yang dikritik keras yang memungkinkan peningkatan pengawasan.
Simpatisan ISIS yang dihukum, Kujtim Fejzulai, melakukan penembakan pada 2 November 2020 di pusat kota Wina, menewaskan empat orang dan melukai 23 lainnya sebelum polisi menembaknya hingga tewas.
Bulan lalu pengadilan Wina menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada dua kaki tangan Fejzulai, sementara dua lainnya menerima hukuman penjara 19 dan 20 tahun. (zarahamala/arrahmah.id)