SELANDIA BARU (Arrahmah.com) – Saat serangan teror Christchurch terjadi, Zeena Ali terinspirasi bergabung dengan polisi Selandia Baru untuk membantu komunitas Muslim.
Pekan ini, dia tidak hanya akan lulus sebagai petugas polisi, tetapi menjadi orang pertama di Selandia Baru yang mengenakan hijab yang dikeluarkan polisi sebagai bagian dari seragamnya.
Ali (30) bahkan bekerja sama dengan polisi untuk mendesain pakaian seragam resmi yang dapat disesuaikan dengan agamanya.
“Senang rasanya bisa keluar dan menunjukkan hijab polisi Selandia Baru sebagai bagian dari seragam saya,” katanya sebagaimana dikutip dari The Coast pada Jumat (13/11/2020).
“Saya pikir dengan keadaan seperti ini, akan lebih banyak muslimah yang akan bergabung juga,” tambah Ali.
Ali lahir di Fiji dan pindah ke Selandia Baru bersama keluarganya ketika dia masih kecil.
Dia mengatakan bahwa dia bangga mewakili komunitas Muslim -terutama wanita- dan berharap dapat menginspirasi orang lain untuk bergabung dengan polisi dan membantu memperluas demografi ummat Islam di sana.
“Luar biasa – Polisi berusaha keras untuk memastikan hijab yang saya pakai memenuhi persyaratan kesehatan dan keselamatan serta kebutuhan pribadi saya,” jelasnya, “Saya bangga memakainya dan saya berharap orang lain di luar sana juga akan bangga dengan saya.”
Ali mengatakan dia menghargai polisi karena mempertimbangkan kebutuhan pribadinya – baik di perguruan tinggi maupun dalam perannya di masa depan.
“Di perguruan tinggi mereka memiliki mushala dan makanan halal,” katanya.
“Ketika saya harus pergi berenang, mereka pun mengerti dengan saya yang mengenakan baju lengan panjang.”
Menghargai keragaman adalah salah satu dari enam nilai inti polisi Selaindia Baru, selain profesionalisme, rasa hormat, integritas, dan empati.
“Kami menyadari nilai dari perspektif dan pengalaman yang berbeda akan membuat kami lebih baik,” kata kepolisian Selandia Baru.
“Kami membutuhkan orang-orang dengan berbagai keterampilan, latar belakang, dan tingkat pengalaman yang beragam agar kami dapat melayani kebutuhan komunitas di Selandia Baru secara efektif baik sekarang atau di masa depan.” (Hanoum/Arrahmah.com)