LUBUKLINGGAU (Arrahmah.com) – Ketua Ombusman RI Amzulian Rifai menyesalkan adanya penembakan yang dilakukan polisi terhadap mobil yang dikendarai satu keluarga sehingga menyebabkan adanya korban tewas. Apalagi dalam mobil tersebut ada anak-anak yang akan menghadiri acara hajatan keluarga.
“Sungguh memilukan polisi menembak kendaraan sedan yang sarat penumpang anak-anak dan orang tua hanya karena menghindar dari razia di Kota Lubuk Linggau wilayah hukum Polda Sumatera Selatan. Sehingga tembakan langsung merenggut satu nyawa penumpang sedan,” kata Amzulian Rifai saat dihubungi wartawan, Selasa (18/4/2017) malam, sebagaimana dilansir Harian Terbit.
Menurut Amzulian, polisi seharusnya profesional menghentikan laju kendaraan, tidak dengan tembakan yang mematikan.
Penembakan tersebut, lanjutnya, hanya akan memperburuk citra Polri yang memang sedang tidak bagus. Ia pun meminta Kapolda menindak anak buahnya yang berlaku brutal terhadap warga sipil.
“Kejadian ini jelas merugikan ditengah upaya keras pimpinan Polri meraih kepercayaan dari publik. Kita berharap Kapolda menindak tegas anggota Polri yang sudah bertindak seperti koboy tersebut dan sudah mencabut nyawa orang tanpa alasan yang kuat. Semoga Kapolda dapat bertindak cepat supaya tidak berlarut yang justru sangat merugikan bagi institusi Polri,” tandasnya.
Dia menegaskan bahwa harus ada evaluasi terkait kepatutan seorang anggota memegang senjata api di tengah keramaian masyarakat yang belum tentu mengharuskan untuk itu, apalagi meletuskan senjatanya secara sembarangan jauh dari profesionalitas.
“Publik menantikan tindakan profesional dan terbuka dari Kapolda Sumatera Selatan,” tandas Amzulian Rifai.
Sebelumnya, satu rombongan keluarga yang sedang melintas dengan mobil Honda City berwarna hitam BG1488ON diberondong tembakan oleh polisi, pada Selasa (18/4/2017) sekitar pukul 11.00 WIB.
Rombongan yang terdiri dari seorang ibu, anak-anak dan cucu-cucu dengan total tujuh orang ini ditembaki saat melintas di Kota Lubuklinggau.
Akibat peristiwa ini, satu orang, yaitu Surini (55), meninggal dunia karena luka tembakan di beberapa bagian tubuhnya. Sementara itu, beberapa anaknya mengalami luka tembak, Diki (29) di bagian punggung, Indra (32) di tangan bagian kiri, Novianti (31) di lengan sebelah kanan dan Dewi Arlina (35) di lengan sebelah kiri.
Cucu Surini, Genta Wicaksono (3) mengalami luka di atas telinga sebelah kiri karena diduga terserempet peluru. Seorang anak lainnya, Galih (6), tidak mengalami luka. Rombongan keluarga ini berasal dari Desa Blitar, Kecamatan Sindang Beliti, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
(ameera/arrahmah.com)