Syiria (arrahmah) — Beberapa lembaga HAM di Syiria mulai membuka mata mengenai apa sebab peristiwa yang terjadi di penjara militer Saydnaya, dekat penjara militer Damskus. Dalam peristiwa tersebut, menurut lembaga HAM sepuluh nara pidana muslim meninggal.
Lembaga HAM di Syiria menegaskan, penyebab yang melatarbelakangi terjadinya protes oleh para napi muslim dikarenakan polisi Syiria menghina Al-Qur’an dan menginjaknya beberapa kali di depan para napi muslim tersebut.
Lembaga tersebut juga menyatakan, berdasarkan saksi mata yang dihubungi oleh pihak penjara militer Sednaya, peristiwa tersebut terjadi ketika pihak polisi memeriksa dan mengintrogasi para napi dengan kata-kata yang menghina mereka.
Lembaga HAM menejelaskan, pihak polisi telah memprofokasi para napi muslim dengan meletakkan Al-Qur’anul Karim di bumi dan menginjaknya beberapa kali. Tak ayal, perbuatan tersebut menyulut protes dari para napi muslim. Sehingga para polisi pun marah dan membunuh sembilan orang napi.
Setelah peristiwa tersebut, terjadilah kekacauan di dalam penjara. Para napi berusaha melepas kunci penjara dan keluar untuk melawan para polisi yang telah menyulut api permusuhan. Peristiwa tersebut menewaskan 25 orang.
Akibat insiden tersebut, battalion polisi militer ditempatkan di sekitar penjara. Mereka mengeluarkan gas air mata dan bom asap untuk menghentikan aksi para napi. Para napi pun lari dan naik ke atap penjara. Mereka tetap bertahan di atas atap penjara hingga pukul tiga waktu setempat.
Menurut lembaga HAM di Syiria, pemerintah Suria mengerahkan sedikitnya 30 tank berlapis baja untuk menjaga dan mengontrol keamanan serta berbagai situasi di sekitar penjara Sednaya, Suria. (alm/fani)
Sumber: Alislamu