KOLOMBO (Arrahmah.com) – Anggota parlemen oposisi dan aktivis hak asasi manusia menyalahkan pemerintah Sri Lanka karena gagal menghentikan serangkaian serangan terhadap tempat-tempat bisnis dan masjid-masjid, ruang berkumpul minoritas Muslim, selama lima minggu terakhir, AP melaporkan pada Rabu (24/5/2017).
Victor Ivan, seorang aktivis hak terkemuka, mengatakan pada Rabu (24/7) bahwa telah terjadi kegagalan serius terkait peran polisi yang tidak mengambil langkah-langkah efektif untuk menegakkan hukum dan melakukan penangkapan.
“Sepertinya aturan hukum sudah ambruk,” tambahnya.
Anggota parlemen oposisi Anura Dissanayake juga mengkritik kegagalan pemerintah untuk bertindak cepat.
Komunitas Muslim mengatakan 16 insiden, termasuk serangan pembakaran di toko-toko dan sebuah masjid, intimidasi dan ancaman di berbagai belahan negara, berlangsung sejak 16 April. Tidak ada penangkapan yang dilakukan.
Serangan terhadap Muslim pada tahun 2014 menewaskan tiga orang dan melukai 50 lainnya. (althaf/arrahmah.com)