KOLOMBO (Arrahmah.com) – Polisi Sri Lanka harus menanggung malu setelah keliru mengidentifikasi seorang aktivis Muslimah keturunan Sri Lanka berkewarganegaraan Amerika sebagai tersangka dalam pemboman mematikan di Paskah, lansir AFP kemarin (26/4/2019).
Pada Kamis (25/4), polisi mengeluarkan selebaran dengan nama dan foto enam orang – tiga pria dan tiga wanita – yang dicari sehubungan dengan serangan yang menewaskan lebih dari 250 orang.
Di antara yang terdaftar adalah seorang wanita yang diidentifikasi sebagai Abdul Cader Fathima Khadhiya, disertai dengan foto seorang wanita berjilbab yang diklaim sebagai orang yang diinterogasi.
Tetapi foto itu sebenarnya menunjukkan Amara Majeed, seorang Muslim Amerika yang orang tuanya adalah imigran Sri Lanka dan yang menulis surat terbuka kepada Presiden Donald Trump pada 2015 terkait retorikanya tentang Muslim.
“Halo semuanya! Pagi ini saya benar-benar diidentifikasi oleh pemerintah Sri Lanka sebagai salah satu penyerang Paskah Daesh di Sri Lanka,” tulis Majeed melalui Twitter.
https://twitter.com/AmaraMajeed1/status/1121435621770182656
“Sungguh suatu hal yang mencengangkan! Ini jelas sepenuhnya salah dan terus terang, mengingat komunitas Muslim sudah sangat menderita dengan masalah pengawasan, saya tidak membutuhkan lebih banyak tuduhan yang keliru.”
https://twitter.com/AmaraMajeed1/status/1121435897633943552
Polisi Sri Lanka pada Kamis (25/4) mengeluarkan pernyataan yang mengkonfirmasi bahwa foto yang diterbitkan bersama nama “Abdul Cader Fathima Khadhiya” sebenarnya bukan tersangka.
“Individu yang digambarkan tidak ingin diinterogasi,” kata pernyataan yang ditandatangani oleh juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekera.
Ia menambahkan bahwa seorang individu bernama Abdul Cader Fathima Khadhiya masih dicari untuk diintrogasi.
Kesalahan itu terjadi setelah pemerintah Sri Lanka secara dramatis merevisi jumlah korban tewas dalam serangan itu, dari hampir 360 orang tewas menjadi 253.
Revisi itu terjadi setelah pihak berwenang mengatakan beberapa korban telah “dihitung ganda” karena mayat-mayat hancur berantakan dalam serangan dan salah diidentifikasi. (Althaf/arrahmah.com)