KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Tiga puluh tujuh orang yang diyakini Muslim Rohingya dari Myanmar ditemukan di sebuah pantai di Malaysia utara pada Senin (8/4/2019), kata polisi setempat.
Kedatangan ini merupakan yang terbaru dalam apa yang dikhawatirkan pihak berwenang bisa menjadi gelombang baru penyelundupan manusia melalui laut.
Puluhan orang Rohingya di Myanmar dan Bangladesh dalam beberapa bulan terakhir melalui laut telah berusaha mencapai Malaysia.
Bulan lalu, 35 migran ditemukan di pantai Sungai Belati di negara bagian Perlis.
Pada Senin (8/4), 37 orang ditahan di sekitar kota Simpang Empat setelah mendarat di pantai yang sama di pagi hari, kata kepala polisi negara bagian, Noor Mushar Mohamad, kepada Reuters.
“Kami yakin mereka bepergian dengan kapal yang jauh lebih besar, sebelum dipindahkan ke kapal yang lebih kecil di laut dan dibawa ke tempat yang berbeda,” katanya, seraya menambahkan bahwa para pria itu dalam keadaan sehat dan telah diserahkan kepada petugas imigrasi.
Lebih dari 700.000 Rohingya menyeberang ke Bangladesh pada tahun 2017 melarikan diri dari penumpasan tentara di negara bagian Rakhine Myanmar, menurut badan-badan AS.
Myanmar menganggap Rohingya sebagai migran ilegal dari anak benua India dan telah membatasi puluhan ribu orang di kamp-kamp yang luas di Rakhine sejak kekerasan melanda daerah itu pada 2012.
Para pejabat percaya para migran yang ditemukan pada Senin (8/4) berasal dari Myanmar atau Bangladesh.
“Kami masih menyelidiki dari mana kapal-kapal itu berasal, tetapi kami mencurigai adanya sindikat perdagangan manusia,” kata Noor Mushar.
Wabah kekerasan sektarian di Rakhine pada 2012 mendorong puluhan ribu Rohingya meninggalkan Myanmar melalui laut. Eksodus memuncak pada tahun 2015, ketika sekitar 25.000 orang melarikan diri melintasi Laut Andaman ke Thailand, Malaysia, dan Indonesia, banyak yang tenggelam dalam perahu yang kelebihan muatan. (Althaf/arrahmah.com)