PARIS (Arrahmah.com) – Polisi di Perancis telah mengeluarkan permintaan untuk informasi tentang keberadaan seorang pria kelahiran Belgia yang dicari sehubungan dengan serangan Paris.
Abdeslam Salah (26) dinyatakan sebagai buronan berbahaya dan pihak berwenang telah memperingatkan dia tidak boleh didekati.
Dalam klaim tanggung jawab atas serangan Parisnya, kelompok “Daulah Islam”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS mengatakan telah mengirim delapan militan mereka ke Paris. Pihak berwenang Perancis mengatakan tujuh “teroris” tewas pada Jum’at (13/11/2015) malam.
Sebelumnya, lembaga penyiaran publik Belgia RTBF mengatakan, mengutip kantor jaksa federal di negara itu, dua dari penyerang yang terlibat dalam serangan penembakan berasal dari Brussels, lansir Albawaba.
Polisi Belgia telah melakukan serangkaian pencarian yang difokuskan pada distrik Molenbeek Brussels dan jaksa mengatakan mereka sedang menyelidiki hubungan dengan mobil sewa Belgia yang ditemukan di Paris dekat lokasi serangan paling mematikan itu.
Polisi Perancis telah mempertanyakan ayah dan saudara laki-laki yang diduga terlibat dalam serangan terkoordinasi pada hari Jum’at di Paris itu.
Sebuah sumber yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh kantor berita Reuters mengonfirmasi polisi menahan orang yang dekat dengan salah satu penyerang.
Polisi telah mengidentifikasi salah satunya sebagai warga negara Perancis. Pihak berwenang telah menandai dia sebagai “militan Islam potensial”.
Polisi Belgia menangkap tiga orang pada Sabtu (14/11) dalam penggerebekan terkait dengan serangan Paris.
Perdana Menteri Belgia mengatakan setidaknya salah satu dari mereka yang ditahan berasal dari distrik Brussels, Molenbeek. Dia diyakini telah menghabiskan malam sebelumnya di Paris, di mana dua mobil dengan nomor Belgia disita.
Molenbeek telah terhubung dengan dua serangan sebelumnya di Perancis. Para pejabat keamanan mengatakan senjata yang digunakan di toko kelontong halal Paris pada bulan Januari juga diperoleh di Molenbeek.
Presiden Perancis Francois Hollande telah menyatakan keadaan darurat dan mengumumkan tiga hari berkabung resmi setelah tiga tim yang terkoordinasi dari orang-orang bersenjata dan pengebom bunuh diri yang melakukan gelombang serangan di seluruh Paris menewaskan sedikitnya 129 orang. Hollande menyebutnya sebuah “tindakan perang” oleh kelompok yang menamakan dirinya ISIS.
(banan/arrahmah.com)