GAZA (Arrahmah.com) – Hamas menyatakan dinas keamanan Palestina di Tepi Barat menangkap delapan anggota dan menyita kartu identitas mereka selama perayaan yang diselenggarakan oleh gerakan perlawanan itu pada Sabtu (30/8/2014) setelah perjanjian gencatan senjata Gaza.
Saed Abulbahaa, yang memimpin anggota Hamas di Tepi Barat, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa polisi Palestina menangkap tiga pendukung Hamas pada awal acara di Al-Bireh, lalu melepaskan mereka setengah jam kemudian. Dia menambahkan bahwa lima orang lainnya ditangkap setelah itu, dan hanya dua orang yang telah dibebaskan pukul 17:30 pada Sabtu (30/8).
Saksi mata mengatakan kepada Anadolu bahwa puluhan pendukung Hamas lainnya telah ditangkap di Tepi Barat saat mereka meninggalkan acara di Al-Bireh.
Abulbahaa menekankan bahwa Hamas “berusaha keras menjalankan proses rekonsiliasi dengan Fatah, tapi tidak akan menerima pelecehan dan penahanan anggotanya.”
Pada Selasa (26/8), kubu Palestina dan penjajah “Israel” mencapai kesepakatan gencatan senjata jangka panjang di bawah naungan Mesir.
Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir, perjanjian gencatan senjata itu mencakup gencatan senjata luas dari kedua belah pihak dan membuka penyeberangan perbatasan antara Jalur Gaza dan “Israel” untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan serta bantuan dan bahan rekonstruksi Gaza. Perjanjian ini juga termasuk memperluas daerah nelayan Gaza untuk mencari ikan menjadi enam kilometer.
Pihak-pihak terkait dijadwalkan melanjutkan negosiasi langsung mereka dengan topik lainnya termasuk membahas mengenai para tahanan, serta membangun pelabuhan dan bandara, dalam waktu satu bulan dari awal gencatan senjata.
Gencatan senjata terjadi setelah 51 hari agresi “Israel” di Gaza yang membunuh sekitar 2.150 warga Palestina dan melukai sedikitnya 11.000 orang lainnya, yang sebagian besar adalah warga sipil.
Di sisi lain, penjajah “Israel” mengklaim kehilangan 65 tentara dan empat warga sipil, serta pekerja asing mereka. LSM “Israel” mengatakan bahwa 2522 warga “Israel”, termasuk 750 tentara, mendapatkan perawatan medis selama perang, lapor Anadolu.
(banan/arrahmah.com)