ISLAMABAD (Arrahmah.id) — Viral sebuah video yang memperlihatkan polisi Pakistan mendorong seorang pengunjuk rasa yang sedang shalat dari atas tumpukan kontainer setinggi 7 meter. Kejadian itu terjadi saat aksi demonstrasi massa pendukung Imran Khan ketika mengepung Islamabad.
Dilansir Yahoo News (28/11/2024), dalam video itu jelas nampak seorang petugas polisi yang mengenakan perlengkapan anti huru hara mendorongnya seorang pria ke tepi peron, tempat ia berpegangan sebentar dengan jari-jarinya sebelum dorongan lebih lanjut membuatnya tersungkur ke tanah.
Tidak jelas apakah pria itu selamat dari jatuhnya atau tidak, karena pejabat dari partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) milik Khan mengatakan bahwa rumah sakit diperintahkan untuk menutupi informasi korban atas desakan tentara.
Sebelumnya, para pengunjuk rasa berencana untuk melakukan aksi duduk di sepanjang jalan-jalan Islamabad hingga pemerintah membebaskan Khan dari penjara, tempat ia ditahan sejak Agustus.
Pemain kriket legendaris dan mantan perdana menteri itu dipenjara atas serangkaian 150 tuduhan, termasuk korupsi yang berasal dari masa jabatannya selama empat tahun.
Khan mengklaim bahwa tuduhan tersebut diatur oleh tentara Pakistan, yang mengawasi pemecatannya dari kekuasaan setelah serangkaian perselisihan.
Tentara sering kali ikut campur dalam politik dan telah memerintah Pakistan secara langsung selama hampir setengah dari 77 tahun sejarahnya.
Pada hari Rabu (27/11), pemerintah Pakistan membantah versi kejadian dari para demonstran, dengan mengatakan bahwa 600 orang telah ditangkap tetapi tidak ada yang terbunuh.
Ali Rizvi, kepala polisi Islamabad, membantah bahwa peluru tajam digunakan selama operasi tersebut. Ia mengatakan penangkapan pada hari Selasa membuat total penangkapan selama tiga hari terakhir menjadi 954.
Namun kalim polisi tersebt cepat dibantah Ali Amin Gandapur, seorang ajudan utama Khan dan kepala menteri provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang ikut dalam aksi protes. Menurutnya pihak berwenang menggunakan kekerasan yang berlebihan. Ia mengklaim ratusan pengunjuk rasa menderita luka tembak.
“Ada sekitar 40 mayat. Rumah sakit tidak memberikan info kepada keluarga korban atau memproses dokumen apa pun. Bahkan mereka yang terluka parah tidak diizinkan untuk dipindahkan ke rumah sakit lain. Ini salah satu [hari] tergelap dalam sejarah kita,” ujarnya. (hanoum/arrahmah.id)