BERLIN (Arrahmah.com) – Seorang pria yang didakwa karena dengan menembak dan menewaskan dua personil angkatan udara AS di bandara Frankfurt, menurut peneliti terkait dengan tindakan ‘terorisme Islam’, lansir Guardian pada Kamis (3/3/2011).
Dua salibis Amerika lainnya terluka, satu serius, ketika seorang pria bersenjata sendirian menembaki sebuah bis militer AS yang diparkir di luar bandara pada hari Rabu (2/3).
Jaksa Jerman bekerja sama dengan pihak berwenang AS, mengatakan tersangka tidak ada dalam daftar pencarian ‘teroris’ Amerika.
Tersangka, yang merupakan seorang etnis Albania berusia 21 tahun dari Kosovo, tampaknya telah menjadi radikal selama beberapa minggu terakhir, klaim menteri dalam negeri negara bagian Hessen. Kerabat di Kosovo utara mengidentifikasi dia dengan nama Arid Uka, seorang Muslim yang taat dan tinggal bersama dengan keluarganya di Jerman selama 40 tahun.
Dia bekerja paruh waktu di postroom bandara Frankfurt, dan dilaporkan tinggal di blok yang sama dengan tersangka teroris lainnya, Rami M, yang diduga memiliki hubungan dengan Gerakan Islam Uzbekistan.
Rami M ditangkap di Pakistan tahun lalu dan diekstradisi ke Jerman untuk diadili dengan tuduhan sebagai anggota organisasi teroris. Tidak jelas apakah kedua orang itu berteman atau tidak.
Dalam wawancara pertamanya dengan polisi pada hari Kamis (3/3), Uka dilaporkan bersikeras dia bertindak sendirian dan bukan anggota kelompok teroris.
Spiegel Online mengatakan ia memberitahu para penyelidik ia telah melakukan serangan itu setelah menonton video di YouTube yang menunjukkan seorang Muslimah diperkosa oleh tentara Amerika.
Polisi mengatakan ia mengaku menargetkan bus angkatan udara AS, yang membawa 15 personil di lapangan udara Lakenheath di Suffolk dari Frankfurt ke pangkalan udara Ramstein.
Jaksa federal Jerman mengklaim: “Ada kecurigaan bahwa perbuatan itu didorong oleh Islamisme.”
Sementara itu, Boris Rhein, menteri dalam negeri negara bagian Hesse mengatakan, “Dari penyelidikan kami sejauh ini, kami menyimpulkan bahwa dia bertindak sendirian.”
“Sejauh ini kami tidak bisa melihat jaringan yang ada di belakang tersangka.”
Namun juruvbicara Pentagon, Kolonel Dave Lapan, mengatakan kemungkinan adanya keterlibatan orang lain dalam perencanaan serangan itu.
“Salah satu kunci fokus penyelidikan adalah untuk menentukan apakah orang lain terlibat dalam insiden ini selain penembak,” kata Lapan.
Rhein mengatakan apartemen tersangka dan komputer telah diperiksa. Dia mengatakan peneliti berpendapat tersangka telah kontak dengan sesama Islam lain di situs jaringan sosial, “tetapi tidak ada indikasi jaringan teror”.
“Ada tanda-tanda bahwa ini adalah hanyalah tentang seorang Muslim radikal,” katanya.
Kedutaan AS di Pristina, Albania, mengatakan, serangan itu “tidak akan sama sekali mempengaruhi persahabatan mendalam dan kekal antara Amerika dan Albania”. (althaf/arrahmah.com)