Kuala Lumpur (arrahmah) – Polisi Malaysia menangkap sedikitnya 40 aktivis politik yang berencana berunjuk rasa memprotes tingginya angka inflasi di negeri itu, menjelang pemilu yang akan digelar dalam waktu dekat.
Kelompok oposisi rencananya menggelar aksi hari Sabtu (26/1/2008) di luar menara kembar Petronas, untuk meminta pemerintah menurunkan harga BBM dan menekan kenaikan harga barang dan jasa. Massa meneriakkan kata “reformasi” berkali-kali.
Namun, kepolisian menuding para demonstran tidak mengajukan izin terlebih dahulu untuk menggelar unjuk rasa. Sementara pemimpin oposisi mengatakan izin mereka telah ditolak, karena polisi telah bertindak represif terhadap para demonstran sejak November tahun lalu.
Saksi mata dan para jurnalis di lokasi menyebut polisi menangkap sedikitnya 40 orang. “Pemerintah paranoid,” ujar aktivis Nasir Hashim, seperti dikutip Associated Press. “Tidak ada keadilan, tidak ada demokrasi.”
Pemerintah Malaysia memang telah bersikap waspada terhadap aksi di jalan-jalan di Kuala Lumpur, semenjak dua unjuk rasa besar pada November lalu yang melibatkan puluhan ribu orang.
Rakyat Malaysia kini menghadapi kenaikan sejumlah bahan makanan dan transportasi. Berdasar data yang dilansir pemerintah pekan ini, indeks harga konsumsi naik 2,4 persen pada Desember 2007, dibanding sebelumnya.
Surat kabar The New Straits Times mengutip Menteri Perdagangan Malaysia Shafie Apdal, bahwa protes para demonstran tidak perlu dilakukan.
“Harga-harga naik di seluruh dunia, tapi di Malaysia, misalnya, masih memiliki harga tepung yang lebih rendah dibanding negara tetangga,” ujar Shafie Apdal.