NAIROBI (Arrahmah.com) – Para pemimpin komunitas Muslim Kenya telah mengecam keras laju peningkatan serangan yang menargetkan pemuda Muslim setelah pemboman baru-baru ini yang melanda distrik Eastleigh Nairobi awal bulan ini.
“Tindakan keras yang dilakukan di Eastleigh adalah merupakan hal yang buruk,” Faraah Maalim, mantan Wakil Ketua Majelis Nasional, sebagaimana dilansir oleh onislam.net, Ahad, (6/4/2014).
“Gadis-gadis kami diperkosa, harta benda kami dijarah dan Syaikh kami ditembak mati secara membabi buta.”
“Kami meminta pemerintah untuk menghentikan kegilaan ini,” tegas Maalim.
Senin lalu (31/3), lingkungan yang didominasi Somalia, Eastleigh, diguncang tiga bom yang menargetkan klinik lokal dan dua restoran kecil.
Masih belum diketahui siapa para pelaku penyerangan tersebut, tapi pemuda Muslim yang harus menerima akibatnya.
Meskipun tidak ada yang mengaku bertanggung jawab, polisi membesar-besarkan dugaan bahwa penyerangan tersebut merupakan tindak terorisme yang dilakukan oleh pemuda Muslim di daerah “Mogadishu Kecil”.
Sebagai akibat dari serangan tersebut, polisi menangkap lebih dari seratus pemuda Muslim sebagai tersangka. Selain itu, polisi juga mengevakuasi semua pengungsi, sebagian besar warga Somali, dari daerah perkotaan di ibukota, mereka dipindahkan ke kamp-kamp pengungsi.
Didampingi oleh Mohammed Shidiye, Anggota dewan untuk Lagdera dan para pemimpin Muslim lainnya, Maalim menyuarakan keprihatinan atas nasib ummat Islam di Nairobi dan Mombasa.
Setelah shalat Jum’at di Masjid Jamiah di Nairobi, Shidiye memperingatkan pemerintah yang selalu memojokkan para pemuda Muslim.
“Jika pemerintah mengancam untuk menutup tempat-tempat ibadah bagi ummat Islam, menangkap dan menembak mati para pemuda Muslim secara membabi buta maka mereka adalah yang telah membangkitkan radikalisasi dikalangan para pemuda ini yang akhirnya berjuang untuk apa yang mereka anggap hak mereka,” katanya.
Seiring dengan penangkapan para pemuda Muslim, para pemimpin Muslim menuduh polisi telah membunuh para imam Muslim, termasuk Syaikh Sharif Abubakar Makaburi.
“Kami juga prihatin dengan kejadian baru-baru ini di mana pemerintah telah mencari cara untuk menanam bukti terhadap beberapa Syaikh kami untuk membenarkan pembunuhan atas mereka,” kata Maalim.
Shidiye juga telah memperingatkan Presiden dan Wakilnya untuk tidak membiarkan aparat keamanan untuk melakukan pembunuhan di luar hukum, dan memperingatkan mereka bahwa tindakan semacam itu bisa menimbulkan perpecahan.
Tindakan keras polisi Kenya pada Muslim telah meluas sampai ke masjid-masjid ketika pasukan keamanan menyerbu masjid Musa di Mombasa Majengo bulan lalu, serta menangkap sekitar 130 orang dan membunuh sejumlah orang.
(ameera/arrahmah.com)