JAKARTA (Arrahmah.com) – Dalam sehari di Ibukota Jakarta, tiga tempat mendapat kiriman paket buku, yang masing-masing berisi bahan peledak. Namun, sejauh ini polisi belum dapat memastikan apakah motivasi rentetan peristiwa itu saling berkaitan.
“Kami tidak berani mengaitkannya. Kami hanya bicara mengenai fakta untuk mengungkapnya,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, Rabu (16/03/2011).
Dari ketiga tempat kejadian perkara, Baharudin menambahkan, hingga hari ini, sudah ada sebelas orang yang dimintai keterangan oleh pihak berwajib.
Namun, Baharudin belum dapat memberikan penjelasan lebih jauh, baik mengenai motivasi maupun siapa orang yang paling bertanggungjawab dalam kasus ini. “Saat ini, kami sedang berupaya (pengungkapan kasus),” katanya.
Ketiga lokasi yang dikirimi paket berisi bahan peledak, yakni kantor Komunitas Utan Kayu, Jalan Utan Kayu 68H, Jakarta Timur, sore. Di Komunitas itu, selain Kantor Berita Radio 68H, juga tempat aktivitas bagi aktivits Jaringan Islam Liberal (JIL). Walau berdaya ledak kecil, bom itu melukai tiga orang, satu di antaranya Kasat Reskrim Kompol Dodi Rahmawan yang berusaha menjinakkan bom dengan arahan rekannya lewat ponsel, tangan kirinya putus.
Paket itu dikirim kepada mantan Koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL) yang kini menjadi salah satu Ketua DPP Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla. Paket bom disamarkan dalam bentuk pengiriman buku berjudul “Mereka Harus Dibunuh karena Dosa-Dosa Mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin.”
Paket kedua dikirimkan ke kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Jalan Soetoyo, Cawang, Jakarta Timur, malam hari. Paket buku itu ditujukan kepada Komjen Gorries Mere, Kepala Pelaksana Harian BNN. Namun, bom itu berhasil dijinakkan tim Gegana Mabes Polri sebelum meledak.
Tidak lama setelah itu, rumah Ketua Pemuda Pancasila Yapto S Soeryosumarno juga mendapat kiriman paket serupa. Paket ini kemudian juga diamankan Tim Gegana. (viva/arrahmah.com)