MESIR (Arrahmah.com) – Aliansi pendukung Presiden Mesir yang digulingkan Muhammad Mursi mengatakan pada Sabtu (17/1/2015) bahwa seorang pemuda terluka parah ketika polisi junta membubarkan paksa aksi protes pro-Mursi di barat Kairo sehari sebelumnya, lapor WB.
“Omar Fathi (18), ditembak di bagian paha ketika pasukan polisi menyerang aksi tersebut di kota Hawamdiya, provinsi Giza, pada Jum’at (16/1) malam” sumber Aliansi Nasional pro-Mursi untuk Pertahanan Legitimasi yang meminta namanya dirahasiakan mengatakan kepada Anadolu Agency.
“Fathi berdarah selama berjam-jam dan akhirnya menyerah dengan luka-lukanya setelah beberapa jam kemudian pada Sabtu (17/1),” tambahnya.
Seorang pria lain juga ditembak di bagian bahu selama pembubaran aksi protes itu, kata sumber tersebut sambil menolak untuk mengungkapkan identitas orang yang terluka itu.
Belum ada komentar dari pihak berwenang Mesir mengenai pernyataan ini.
Mursi, presiden pertama Mesir yang dipilih secara bebas, digulingkan oleh militer pada Juli 2013 menyusul protes oposisi besar-besaran terhadap pemerintahannya.
Sementara pendukung Mursi menyatakan penggulingan itu sebagai “kudeta militer,” lawan-lawannya malah mengistilahkannya dengan “revolusi yang didukung militer.”
Sejak penggulingan Mursi, pemerintah Mesir telah melakukan tindakan kejam pada para pendukungnya, membunuh ratusan diantaranya dan menahan ribuan lainnya.
Bukan hanya itu, pada bulan Desember 2013, pihak berwenang Mesir bahkan melabeli Ikhwanul Muslimin sebagai “teroris”.
(banan/arrahmah.com)